BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian merupakan pekerjaan ilmiah yang
harus dilakukan secara sistematis, teratur, dan tertib, baik mengenai
prosedurnya maupun dalam proses berpikir tentang materinya. Penelitian sebagai
usaha menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran itu dapat berbentuk hasil
pemecahan masalah atau pengujian hipotesis, dan mungkin pula berupa
pembuktian tentang adanya sesuatu yang
semua belum ada, tetapi mungkin ada. Dalam penelitian terdapat berbagai macam
metode dan tekhnik penelitian.
B.
Rumusan Masalah
Untuk
lebih terarahnya penulisan makalah ini, penulis menggunakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apa saja jenis-jenis penelitian?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Penelitian
Klasifikasi
jenis penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek
mana penelitian tersebut diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam
pengklasifikasian tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari
para ahli dalam mengawali fokus pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek
kepentingan pengklasifikasian penelitian itu sendiri. Pengklasifikasian
jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan
bagi kita. Di dalam makalah ini penulis
akan menggunakan lima klasifikasi bagi penelitian, yaitu:
1.
Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian
Ditinjau
berdasarkan manfaatnya, penelitian bisa dibedakan dalam dua macam penelitian,
yaitu:
a.
Penelitian dasar (basic research)
Penelitian
dasar disebut pula sebagai penelitian murni (pure research), adalah pencarian
terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu
aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau
titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan
pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini
merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak
memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Penelitian
terapanlah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut.[1]
Penelitian
ini merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama dalam
artian kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu
jangka panjang juga akan terpakai. Lamanya manfaat ini lebih karena penelitian
ini biasanya dilakukan karena kebutuhan peneliti sendiri. Penelitian dasar juga
mencakup penelitian-penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis.[2]
Contoh
yang paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi. Karena
penelitian dasar lebih banyak digunakan di lingkungan akademik, penelitian
tersebut memiliki karakteristik yaitu penggunaan konsep-konsep yang abstrak.
Penelitian dasar biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan ilmu
pengetahuan. Umumnya hasil penelitian dasar memberikan dasar untuk pengetahuan
dan pemahaman yang dapat dijadikan sumber metode, teori dan gagasan yang dapat
diaplikasikan pada penelitian selanjutnya. Karena penelitian dasar banyak
ditujukan bagi pemenuhan keinginan atau kebutuhan peneliti, umumnya peneliti
memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang akan ia teliti.[3] Karena
itu, penelitian dasar tidak
dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk
orang lain atau masyarakat. Perhatian utamanya adalah kesinambungan dan integritas
dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni bisa diarahkan ke mana saja, tanpa
memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan
masyarakat. Proses pemikiran si peneliti bisa membawanya kemana saja, tanpa
memikirkan sudut apa dan arah mana yang akan dituju.[4]
b.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Berbeda
dengan penelitian dasar, pada penelitian terapan, manfaat dari hasil penelitian
dapat segera dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan biasanya
dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus
segera dapat diaplikasikan.[5] Hasil
penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi
baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang mengerjakan penelitian dasar
atau penelitian murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara
praktika. Para peneliti terapanlah yang akan merinci penemuan penelitian dasar
untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang
mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil
penelitiannya dapat digunakan masyarakat dalam berbagai bidang.[6]
Contoh
penelitian jenis ini misalnya bentuk penelitian pemasaran. Hasil dari
penelitian harus bisa memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai produk apa
yang laku dipasaran, produk apa yang gagal dipasaran, serta berbagai solusi
yang bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan.
Karena
penelitian terapan ini digunakan untuk segera mengatasi masalah yang ada,
konsep-konsep yang digunakan juga cenderung konsep-konsep yang operasional, dan
bukan konsep yang abstrak. Bahkan secara extreme dikatakan bahwa penelitian
terapan cenderung tidak (atau mengabaikan) menggunakan teori dalam penyusunan
rancangan penelitiannya. Penelitian terapan ini juga seringkali diidentikkan
dengan penelitian yang mengggunakan sponsor. Cenderung demikian namun bukan
berarti bahwa setiap penelitian terapan adalah penelitian yang menggunakan
sponsor.[7]
Secara umum
penelitian terapan merupakan penelitian yang diminta oleh pihak lain kepada
peneliti sehingga peneliti tidak lagi memiliki kebebasan untuk menentukan
permasalahan apa yang akan diteliti. Fokus penelitian ditujukan dari hasil
penelitian, apakah dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada atau tidak,
namun tidak jarang juga penelitian terapan dilakukan justru untuk menemukan
masalah-masalah yang ada pada pihak yang meminta penelitian (sponsor).
Penelitian
terapan seringkali juga masih dikelompokkan lagi ke dalam penelitian aksi;
yaitu penelitian terapan yang berfokus pada tindakan sosial seperti masalah
perilaku menyimpang atau juga penelitian tentang kenakalan remaja. Selain
penelitian aksi, juga ada penelitian evaluative formatif; yaitu penelitian
terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sedang
berjalan. Kemudian penelitian evaluative
sumatif ; yaitu penelitian terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
suatu program yang sudah selesai dilaksanakan.[8]
2.
Klasifikasi Penelitian
Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan klasifikasi
ini, penelitian bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Penelitian Exploratif
Penelitian
ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat
dikatakan bahwa ada suatu fenomena atau
gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
Contoh yang
paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial
studi kelayakan merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang
suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan
topik yang baru, penelitian ini biasanya memiliki sifat kreatif, fleksibel,
serta terbuka bagi berbagai informasi yang ada. Biasanya penelitian ini
menghasilkan teori-teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada.
Dengan topik atau gejala yang baru, maka seringkali penelitian ini diidentikkan
dengan penelitiaan yang selalu menggunakan pertanyaan “APA” dan “SIAPA” dalam
menggali informasi. Tujuan dari penelitian eksplorasi sendiri adalah;
mengembangan gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar bagi
penelitian lanjutan.[9]
b.
Penelitian Deskriptif
Penelitian
deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini
berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata
bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji
hepotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.[10]
Penelitian
ini bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian exploratif.
Penelitian exploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini
mengungkapkan secara lebih detail. Penelitian ini diidentikkan dengan
penelitian yang menggunakan pertanyaan “BAGAIMANA” dalam mengembangkan
informasi yang ada. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah; menggambarkan
mekanisme sebuah proses dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.[11]
c.
Penelitian Explanatif
Penelitian
ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau
gejala terjadi. Hasil akhir dari
penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Penelitian ini
sering diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “MENGAPA” dalam
mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah;
menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan
menghasilkan pola hubungan sebab akibat.[12]
3.
Klasifikasi Penelitian
Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan
dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2 macam penelitian, yaitu:
a.
Penelitian Cross-sectional
Penelitian
ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini
hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian
lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
Satu
hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi
pada hitungan minggu, bulan atau tahun
saja. Tidak ada batasan baku untuk menunjukkan
satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian
itu telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di
bulan Januari, kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan
Maret, ia kembali ke rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan
untuk meneruskan pengumpulan data. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi
penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan melakukan penelitian
cross-sectional. Dengan demikian, konsep satu waktu tertentu dalam satu
penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian itu merupakan
penelitian cross-sectional.[13]
b. Penelitian longitudinal
Penelitian
jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali
penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang
berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu
yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian
longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya
perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal
sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.[14]
Penelitian
longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi.
Penelitian longitudinal terbagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1)
Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala
yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang
berbeda.
2)
Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama
dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan
penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan
yang seringkali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka waktu antara penelitian yang satu dengan
penelitian yang lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden
yang dulu dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa ditemui lagi, bisa jadi
karena dia sudah meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
3)
Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang
sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan
yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang
diteliti berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa
berbentuk apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman hidup,
kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan alumni, kesamaan latar
belakang pekerjaan, kesamaan status, dan lain sebagainya. Misalnya kita akan
melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45
tahun. Tahun 2000 kita melakukan
penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik
apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1945. Dengan
demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran. Tidak hanya itu,
ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965
berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan G 30
S PKI, dan sama-sama mengalaminya.[15]
4.
Klasifikasi Penelitian
Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Ada
banyak sekali jenis penelitian yang ada di dalam klasifikasi ini, namun secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam jenis penelitian, yaitu
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
a.
Penelitian kuantitatif
Penelitian
penelitian kuantitif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada
data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka
pengujian hepotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada pada suatu
probabilitas kesalahan penolakan hepotesis nihil. Dengan metode kuantitatif
akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan
penelitian sampel besar.[16] Dalam
kelompok penelitian kuantitatif ini terdapat beberapa jenis penelitian lagi
yaitu:
1)
Penelitian survei; yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai
instrument penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa
pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
2)
Penelitian experimen; penelitian ini bisa dilakukan di dalam alam
terbuka dan juga ruang tertutup. Dalam penelitian experimen, kondisi yang ada
dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan keperluan peneliti. Dalam kondisi yang
telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok control
dan kelompok pembanding. Kepada kelompok control akan diberikan treat ment atau
stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua
kelompok itu akan diperbandingkan.
3)
Analisis isi; penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih
kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis,
misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul,
lalu dengan alat bantu statistik dihitung.[17]
b.
Penelitian kualitatif
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini
bukan berarti bahwa penelitian kualitatif sama sekali tidak menggunakan
dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian
hepotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara
berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan
penelitian sampel kecil.[18]
Dalam
kelompok penelitian kualitatif ini juga terdapat jenis penelitian yang lain,
yaitu:
1)
Penelitian lapangan; penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan
permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen yang digunakan juga hanya berisi tentang pedoman
wawancara. Pedoman analisis wacana serta penelitian perbandingan sejarah.
Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada
dilapangan.
2)
Analisis wacana; penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja
bukan tampilan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam
material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada
setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatar belakangi topik
tersebut.
3)
Perbandingan sejarah; penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan
menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian
ini sebaiknya difokuskan pada satu priode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda,
atau juga kombinasi antara priode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.[19]
5.
Klasifikasi Penelitian
Berdasarkan tempat Pelaksanaannya
Penggolongan
penelitian menurut tempat pelaksanaannya, dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
a.
Penelitian laboratorium
Penelitian
jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan
kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial
ialah: mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan
interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan
kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu masyarakat tertentu.
Laboratorium pengetahuan sosial ini memberikan bimbingan pada sejumlah ilmuwan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian secara
kooperatif.[20]
b.
Penelitian lapangan (field research)
Penelitian
lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Misalnya saja penelitian
tentang kehidupan para guru, masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian
anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain. Penelitian lapangan pada hakekatnya
merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah
terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian
mengenai beberapa masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan
mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses social.[21]
c.
Penelitian perpustakaan (library research)
Penelitian
perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa;
buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan
lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian
perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat utama bagi praktek
penelitian di tengah lapangan.[22]
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
1. Klasifikasi Penelitian
Berdasarkan Manfaat Penelitian
a. Penelitian dasar (basic research)
b.
Penelitian Terapan (Applied Research)
2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
a. Penelitian Exploratif
b.
Penelitian Deskriptif
c.
Penelitian Explanatif
3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
a. Penelitian Cross-sectional
b.
Penelitian longitudinal
4. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan
Data
a. Penelitian kuantitatif
b.
Penelitian kualitatif
5. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan tempat Pelaksanaannya
a. Penelitian laboratorium
b.
Penelitian lapangan (field research)
c.
Penelitian perpustakaan (library research)
B.Saran-saran
13
DAFTAR PUSTAKA
- Amirul Hadi & Haryono, Metodologi
Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Setia, 1998)
- Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode
Penelitian Kuantitatif; Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008)
- Irawan Soehartono, Metode Penelitian
Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
- Kartini Kartono, Pengantar Metodologi
Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996)
- Moh. Nazir, Metode Penelitian,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003)
- Saifuddin Azwar, Metode Penelitian,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. Ke-4
[2] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif; Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 38
[3] Ibid., h.
38-39
[5] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op,cit., h. 39
[6] Moh. Nazir,
op.cit., h. 27
[7] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op,cit., h. 39
4
[8] Ibid., h. 40
5
[9] Ibid., h.
41-42
[10] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. Ke-4, h.7
[11] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 42-43
[12] Ibid., h. 43
6
[15] Ibid., h.
46-48
[17] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 49
[18] Saifuddin
Azwar, op.cit., h. 5-6
10
[19] Bambang
Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, op.cit., h. 49-50
[20] Kartini
Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), cet.
Ke- 7, hal. 31
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !