Kalam Insya’ Thalabi | Zona Berbagi
Headlines News :
Home » » Kalam Insya’ Thalabi

Kalam Insya’ Thalabi

Written By Unknown on Monday, November 26, 2012 | 7:00 AM



BAB II
PEMBAHASAN
Kalam Insya’ Thalabi
A. Amar
-Amar adalah menuntut dilaksanakannya suatu pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah.
- Amar mempunyai empat macam redaksi, yaitu fi’il amar, fi’il mudhari” yang didahului dengan lam amar, isim fi’il amar, dan mashdar yang menggantikan fi’il amar.
- Kadang-kadang redaksi amar tidak digunakan untuk maknanya yang asli, melainkan kepada makna lain. Hal ini dapat diketahui melalui susunan kalimat.Makna lain tersebut adalah untuk irsyad (bimbingan), doa (permohonan),iltimas (tawaran), tamanni (harapan yang sulit tercapai), takhyir (pemilihan), taswiyah (menyamakan), ta’jid (melemahkan mukhatab), tahdid (ancaman), dan ibahah (kebolehan).
1. Contoh- Contoh
a. Di antara isi surat Ali kepada Ibnu Abbas yang saat itu menjadi gubernur di Mekkah adalah: “Amma ba’du, maka dirikanlah ibadah haji bagi manusia dan ingatlah mereka dengan hari-hari Allah. Imamilah mereka dalam salat Maghrib dan Isya. Berilah fatwa kepada orang yang membutuhkannya. Ajarilah orang bodoh. Dan saling mengingatkanlah dengan orang yang alim”.
b. Allah Swt. Berfirman :
وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ ( الحاج : 29 )   
Dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).
                                                                                             (QS: Al-Hajj Ayat: 29)
c. Allah Swt. Berfirman :
عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ  ( المائد ة : 105 )     
jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.                                                                   2
d. Allah Swt. Berfirman :
وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا (الإسراء : 23 )
Dan hendaklah berbuat baik kepada kedua ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya
e. Abuth- Thayyib berkata memuji Saifud-Daulah :
كَذَا فَلْيَسْرِمَنْ طَلَبَ الأَعَا دِى
وَمِثْلَ سُرَاكَ فَلْيَكُنِ الطِّلاَبُ
Demikianlah, hendaklah orang yang mencari musuh itu melakukan perjalanan malam, dan hendaklah seperti perjalanan malammu orang-orang yang mencari musuh itu melakukan perjalanan malam.
f. Ia berkata munyerunya :
أَزِلْ حَسَدَ الْحُسَّادِ عَنِّى بِكَبْتِهِمْ
فَأَنْتَ الّذِيْ صَيَّرْتَهُمْ لِيَ حُسَّدَا
Hilangkanlah kedengkian para pendengki itu dariku dengan menghinakan mereka, karena engkaulah orang yang menjadikan mereka dengki kepadaku.
g. Imru-ul Qais berkata :
قِفَا نَبْكِ مِنْ ذِكْرَى حَبِيْبٍ وَمَنْزِلِ
بِسِقْطِ اللِّوَى بَيْنَ الدَّخُوْلِ فَحَوْمَلِ
Berhentilah bersama kita menangis, karena ingat kekasih dan kampong halaman yang terletak di Siqthil-liwa, yaitu antara Dakhul dan Haumal.
h. Ia berkata pula :
ألاَأَيُّهَا الَّيْلُ الطَّوِيْلُ أَلاَانْجَلِ                                                                                   
بِصُبْحٍ وَمَا الإِصْبَاحُ مِنْكَ بِأَمْثَلِ
Ingatlah wahai malam yang panjang, alangkah baiknya engkau menampakkan cahaya pagi, dan penampakan cahaya pagi olehmu itu(sebenarnya) bukanlah suatu hal yang lebih baik.
3
i. Al-Buhturi berkata :
فَمَنْ شَاءَ فَلْيَبْخَلْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَجُدْ
كَفَانِى نَدَاكُمْ عَنْ جَمِيْعِ الْمَطَالِبِ
Maka barang siapa menghendaki, hendaklah dia berlaku kikir dan barang siapa menghendaki, maka hendaklah ia berderma. Kemurahannya telah mencukupiku dari segala kebutuhan.
j. Abuth-Thayyib berkata :
عِشْ عَزِيْزًا أَوْمُتْ وَأَنْتَ كَرِيْمٌ
بَيْنَ طَعْنِ الْقَنَا وَخَفْقِ الْبُنُوْدِ
Hiduplah sebagai orang yang terhormat, atau matilah sebagai orang yang mulia antara mata lembing dan kibaran bendera.
k. Penyair lain berkata :
إِذَالَمْ تَخْشَ عَاقِبَةَ اللَّيَالِى
وَلَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَاتَشَاءُ
Apabila engkau tidak khawatir terhadap akibat semua perbuatan dan kamu tidak malu, maka kerjakanlah apa yang kau mau.
2. Pembahasan
Bila kita perhatikan contoh-contoh bagian pertama, kita dapatkan bahwa masing-masing kalimat mengandung redaksi untuk menuntut terjadinya sesuatu yang waktu itu belum terjadi dengan tuntutan yang bersifat tekanan dan keharusan. Bila kita perhatikan, kita dapatkan bahwa pihak yang menuntut itu lebih tinggi kedudukannya yang demikian dinamakan Amar (kata perintah).Redaksi-redaksinya ada empat, yaitu :fi’il amar pada contoh pertama, fi’il mudhari pada contoh kedua, isim fi’il amar seperti pada contoh ketiga, dan mashdar pada contoh keempat.
          Bila kita perhatikan contoh-contoh bagian kedua, semuanya tidak digunakan dalam maknanya yang hakiki, yaitu menuntut suatu pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah sebagai suatu keharusan.
4
            Abuth-Thayyib pada contoh kelima tidaklah bermaksud menuntut atau mengharuskan, melainkan menasehati orang yang bermegah-megahan dengan Saifud-Daulah serta menunjukkannya jalan yang ditempuh oleh Saifud-Daulah untuk mencari keagungan.
            Redaksi kalimat perintah pada contoh keenam juga tidak dimaksudkan untuk maknanya yang asli, karena Abuth-Thayyib Al-Mutanabbi berbicara dengan penguasanya, sedangkan penguasa itu tidaklah dapat diperintah oleh salah seorang rakyatnya.
            Pada contoh ketujuh, Imru-ul Qais mengkhayalkan kehadiran dua orang sahabat yang dihentikannya dan diajak menangis bersama, sebagaimana kebiasaan para penyair. Ia mengungkapkan rahasia dirinya dan apa yang tersimpan dalam dadanya kepada kedua sahabatnya itu. Maka redaksi ini bukanlah tuntutan dan pengharusan, melainkan sekadar tawaran.
            Pada contoh kedelapan juga tidak memerintah malam untuk melakukan sesuatu karena malam itu tidak mendengar dan tidak akan melaksanakan perintah.Redaksi ini dimaksudkan sebagai tamanni (harapan yang sulit terpenuhi atau pengandaian).
            Bila perhatikan contoh-contoh lainnya dan kita pahami susunan kalimatnya, maka kita dapatkan bahwa redaksi amarnya tidaklah dimaksudkan untuk maknanya yang asli, melainkan untuk takhyir (pemilihan), taswiyah (menyamakan),ta’jiz (melemhakan), tahdid (ancaman), dan ibahah (kebolehan.
B. Nahyi (larangan)
-Nahyi(larangan)adalah tuntutan tidak dilakukannya suatu perbuatan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang yang martabatnya lebih rendah.
- Redaksi nahyi adalah fi’il mudhari’, didahului dengan laaa nahiyah.
- Kadang-kadang redaksi nahyi keluar dari maknanya yang hakiki dan menunjukkan makna lain yang dapat dipahami dari susunan kalimat serta kondisi dan situasinya, seperti untuk doa,iltimas,tamanni,irsyad, taubikh, tai-iis (pesimistis), tahdid, dan tahqir (penghinaan).
2. Contoh-Contoh
a. Allah Swt.berfirman dalam melarang mengambil harta anak yatim tanpa hak :
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ (الانعام :152 )
5
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,(QS. Al-An’am ;152)
b. Allah Swt.berfirman dalam melarang memutuskan silaturrahmi dengan seseorang :
ولَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ (النور: 22 )   
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya),(QS An-Nur : 22).
c. Abuth-Thayyib mencela Kafur :
لاَتَشْتَرِالْعَبْدَ إِلاَّوَالْعَصَا مَعَهُ# إِنَّ الْعَبِيْدَ لأَنْجَسٌ مَنَاكِدُ
Janganlah kaubeli hamba kecuali sambil membeli tongkat, karena hamba itu najis dan sedikit kebaikannya.
-pembahasan
            Bila kita lihat contoh pertama, kita dapatkan masing-masing berupa redaksi untuk melarang dilakukannya suatu perbuatan dan bila kita perhatikan lebih jauh, maka yang melarang itu derajatnya lebih tinggi dari pada yang dilarang. Larangan seperti ini termasuk larangan yang hakiki. Yakni fi’il mudhari’ yang didahului laa Nahiyah .
            Pada contoh kedua,kita dapatkan seluruhnya tidak digunakan untuk makna larangan yang hakiki, melainkan menunjukkan makna lain yang dapat dipahami berdasarkan susunan kalimat dan kondisi serta situasinya.
            Abuth-Thayyib pada contoh ketiga semata-mata mengajak kepada kedua temannya untuk tidak menyampaikan kepada Saifud-Daulah apa-apa yang mereka dengar darinya (Abuth-Thayyib) tentang keberaniannya, penyerangannya terhadap musuh, dan bagusnya semangat perang karena ia adalah seorang pemberani, dan setiap orang pemberani akan merindukan perang bila diberitahukan kepadanya.



6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
-Amar adalah menuntut dilaksanakannya suatu pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah.
- Amar mempunyai empat macam redaksi, yaitu fi’il amar, fi’il mudhari” yang didahului dengan lam amar, isim fi’il amar, dan mashdar yang menggantikan fi’il amar.
- Kadang-kadang redaksi amar tidak digunakan untuk maknanya yang asli, melainkan kepada makna lain. Hal ini dapat diketahui melalui susunan kalimat.Makna lain tersebut adalah untuk irsyad (bimbingan), doa (permohonan),iltimas (tawaran), tamanni (harapan yang sulit tercapai), takhyir (pemilihan), taswiyah (menyamakan), ta’jid (melemahkan mukhatab), tahdid (ancaman), dan ibahah (kebolehan).
-Nahyi(larangan)adalah tuntutan tidak dilakukannya suatu perbuatan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang yang martabatnya lebih rendah.
- Redaksi nahyi adalah fi’il mudhari’, didahului dengan laaa nahiyah.
- Kadang-kadang redaksi nahyi keluar dari maknanya yang hakiki dan menunjukkan makna lain yang dapat dipahami dari susunan kalimat serta kondisi dan situasinya, seperti untuk doa,iltimas,tamanni,irsyad, taubikh, tai-iis (pesimistis), tahdid, dan tahqir (penghinaan).
B. Saran-saran.






7
Share this article :
Disclaimer: Artikel, gambar ataupun video yang ada di blog ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain, dan Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber lain tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami dengan memberikan komentar yang bijak di bawah ini.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Huzna Souvenir
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Zona Berbagi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template