Pengertian Kalam Insya dan Pembagiannya | Zona Berbagi
Headlines News :
Home » » Pengertian Kalam Insya dan Pembagiannya

Pengertian Kalam Insya dan Pembagiannya

Written By Unknown on Monday, November 26, 2012 | 6:23 AM



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Balaghah merupakan ilmu yang membahas cara-cara menyusun kalimat yang baik dan bernilai tinggi menurut sastrawan dan salah satu tujuannya adalah untuk dapat berbicara atau menulis dengan teratur sesuai dengan kondisi dan situasi dan dengan cara yang indah.
Keindahan adalah merupakan sifat-sifatnya yang paling menonjol.keistimewaan yang nampak dan sasaran keindahannya ialah bahasa yang menampilkan khayalan indah, gambaran halus, dan menyentuh kepada bentuk-bentuk penyerupaan yang jauh antara beberapa hal.
Dalam kali ini, kami akan memaparkan tentang ‘’Musawah,Ijaz’’ dan ‘’Ithnab’’. Maka dari itu, dalam makalah ini, semua itu, akan di paparkan dengan jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Amar, Macam-Macam besarta Contoh-Contohnya ?
2. Pengertian Nahyi, Macam-Macam beserta Contoh-Contohnya ?








1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalam Insya dan Pembagiannya
Kalam insya menurut pengertian etimologi adalah mewujudkan. Dan menurut pengertian terminologi dan istilah ulama balaghah, ialah :

ما لايحتمل الصّدق والكذب لذاته

“kalimat yang tidak mengandung kebenaran dan kedustaan bagi zatnya.”.
Dan dari buku lain di jelaskan, bahwa kalam insya adalah “suatu kalam yang tidak mengandung kemungkinan benar atau dusta itu di namakan kalam insya”.[1]
B. Pembagian Kalam Insya'
Kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu insya’i thalabi dan insya’ ghair thalabi
a. Insya’ thalabi  adalah kalimat yang   menuntut terjadinya sesuatu, seperti
     kalimat   perintah, kalimat   larangan, kalimat   tanya, kalimat   panggilan.
b. Insyai ghair talabi adalah kalimat yang tidak menuntut terjadinya sesuatu,
    diantaranya   ungkapan   kekaguman, ungkapan  pujian , ungkapan celaan,
    ungkapan sumpah dan ungkapan pengharapan.
C. Bentuk-bentuk Insya’ Thalabi
Kalam Insya’ Thalabi memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah :
1. Amr, yaitu kalam yang menuntut pekerjaan. Contoh: أقيمواالصّلوة
2. Nahy, yaitu kalam yang menuntut cegahan/larangan. Contoh: لاتقربواالزّنا
3. Do’a, yaitu menuntut pekerjaan disertai rasa rendah diri(memohon kepada
     atasan). Contoh: ربّنا اغفرلنا
4. Nida’, yaitu kalam yang menuntut adanya respon dari adanya panggilan.
     Contoh: ياغياث المثتغيين
5. Tamanni, yaitu kalam yang mnuntut/mengharapkan sesuatu yang dianggap
     baik walaupun mustahil terjadi. Contoh: ليت لي فأخج مالا
6. Istifham, yaitu kalam yang meminta jawaban atas pertanyaan. Contoh:
فلولانفر من كلّ فرقةٍ
D. Contoh-Contoh Kalam Insya’
a. Cintailah orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu
b. Di antara fatwa Al-Hasan r.a. adalah :
لاَتَطْلُبُ مِنَ الْجَزَاءِ إِلاَّبِقَدْ رِ مَا صَنَعْتَ  .                  
   Janganlah kau menuntut balasan kecuali senilai apa yang kamu kerjakan.
c. Abuth-Thayyib berkata :
أَلاَمَا لِسَيْفِ الدَّ وْلَةِ الْيَوْمَ عَا تِبًا                                               
فَدَاهُ الْوَرَى أَمْضَى السُّيُوْفِ مَضَارِبَا     
   Perhatikanlah, hari ini tidak ada seorang pun yang mencela Saifud-Daulah.Semoga seluruh manusia menebusnya dengan pedang-pedang yang paling tajam.
d. Hasan bin Tsabit berkata :
يَا لَيْتَ شِعْرِيْ وَلَيْتَ الطَّيْرَتُخْبِرُنِى                                            
مَاكَا نَ بَيْنَ عَلِيٍّ وَابْنِ عَفَّانَا  !             
   Semoga syairku dan burung itu memberitahukan kepadaku apa yang terjadi antara Ali dan Ibnu Affan.
3
e. Abuth-Thayyib berkata :
يَا مَنْ يَعِزُّعَلَيْنَا أَنْ نُفَا رِقَهُمْ                                                  
وِجْدَ انُنَا كُلَّ شَيْءٍ بَعْدَ كُمْ عَدَ مُ                
 Wahai orang yang bagi kami sulit berpisah dengan mereka, apa pun yang kami dapatkan setelah ( perpisahan dengan)-mu adalah tidak ada (bagi Kami).
f. Ash-Shimmah bin Abdullah berkata :
بِنَفْسِيَ تِلْكَ الأَرْضُ مَا أَطْيَبَ الرُّبَا                                         
وَمَا أَحْسَنَ الْمُصْطَا فَ وَالْمُتَرَبَّعَا !           
Demi diriku, alangkah baiknya bumi yang tinggi itu dan alangkah indahnya sebagai tempat peristirahatan di musim panas dan musim semi.
g. Al-Jahizh berkata tentang kitab :
أَمَّابَعْدُ فَنِعْمَ الْبَدِيْلُ مِنَ الزَّلَّةِ الإعْتِذَارُ ,وَبِئْسَ الْعِوَضُ مِنَ التَّوْبَةِ الإِصْرَارُ         
Setelah itu, maka sebaik-baiknya pengganti dari ketergelinciran adalah berdalih, dan sejelek-jeleknya pengganti dari tobat adalah terus-menerus melakukan maksiat.
h. Al-habib Abdullah bin Thahir berkata :
لَعَمْرُكَ مَا بِا لْعَقْلِ يُكْتَسَبُ الْغِنَى                                        
وَلاَبِاكْتِسَا بِ الْمَا لِ يُكْتَسَبُ الْعَقْلُ          
Demi usiamu, kekayaan itu tidak dapat diperoleh dengan akal, sebagaimana akal pun tidak dapat diperoleh dengan harta.
i. Dzur-Rummah[2]berkata :
لَعَلَّ انْحِدَارَ الدَّمْعِ يُعْقِبُ رَاحَةً                                        
مِنَ الْوَجْدِ أَوْيَشْفِى شَجِيَّ الْبَلاَبِلِ          
Barangkali cucuran air mata itu dapat menjadi penawar kerinduan atau dapat menyembuhkan kegelisahan dan kesusahan yang memenuhi dada.
j. Seorang penyair berkata :
عَسَى سَائِلٌ ذُ وْحَاجَةٍ إِنْ مَنَعْتَهُ                                      
مِنَ الْيَوْمِ سُؤْلاً أَنْ يَكُوْنَ لَهُ غَدُ        
Barangkali orang yang meminta kepadamu suatu permintaan di hari ini mempunyai kebutuhan ketika engkau tidak melayaninya, dikhawatirkan keadaannya berbalik, besok adalah hari untuknya.
-          Pembahasan
Seluruh kalimat pada contoh-contoh di atas adalah kalam insya’ karena semuanya tidak mengandung pengertian membenarkan dan tidak pula mendustakan. Bila kita perhatikan, maka contoh-contoh itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah kalimat-kalimat yang digunakan untuk menghendaki keberhasilan sesuatu yang belum berhasil pada saat kehendak itu dikemukakan. Oleh karena itu, kalam insya’ yang demikian disebut sebagai kalam insya’thalabi. Adapun kalimat pada contoh-contoh kalam insya’ bagian kedua tidak digunakan untuk menghendaki terjadinya sesuatu, dan oleh karenanya disebut sebagai insya’ghair thalabi.

Kalau kita perhatikan kalam insya’thalabi pada contoh-contoh bagian pertama, maka akan kita dapatkan bahwa insya’thalabi yang berupa amr (kata perintah) seperti dalam contoh pertama, ada yang berupa nahyi (kata larangan) seperti pada contoh kedua, ada yang berupa istifham (kata tanya) seperti pada contoh ketiga, ada yang berupa tamanni (kata untuk mengharapkan sesuatu yang sulit terwujud) seperti dalam contoh keempat, dan ada yang berupa nida’ (kata yang didahului dengan seruan) seperti pada contoh kelima. Itulah macam-macam insya’thalabi yang akan kita bahas lebih lanjut.

Dan bila kita perhatikan contoh-contoh bagian kedua, kita dapatkan pada beberapa bentuk kalam insya’, ada yang berbentuk ta’ajjub (kata yang menunjukkan rasa takjub) seperti pada contoh keenam, ada yang berbentuk al-madh wadz-dzamm (kalimat yang menyatakan pujian dan celaan).







DAFTAR PUSTAKA
Al- Jarim,Ali dan Musthafa Usman.2006 .Terjemahan AL- Balaaghatul
Waadhihah. Hal.246-263 . Bandung: Sinar Baru AL- Gesindo.


















10


[1] Jawahirul balaghah hal.48                                                                                                               2
[2] Seorang penyair Dinasti Umawiyah. Wafat pada tahun 117 H.                                                     4

Share this article :
Disclaimer: Artikel, gambar ataupun video yang ada di blog ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain, dan Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber lain tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami dengan memberikan komentar yang bijak di bawah ini.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Huzna Souvenir
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Zona Berbagi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template