Metode Penelitian : Hipotesis | Zona Berbagi
Headlines News :
Home » » Metode Penelitian : Hipotesis

Metode Penelitian : Hipotesis

Written By MAS IRTIQAIYAH BANJARMASIN on Thursday, May 1, 2014 | 12:41 AM



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mengamati dunia sekitarnya dan melihat terjadinya peristiwa-peristiwa seperti matahari terbit dan terbenam, manusia lahir, hidup dan meninggal dunia, benda jatuh, hujan turun, orang tua mengasuh anak, ada orang yang kaya dan miskin, penyakit menyerang manusia dan sebagainya. Ia dapat menjadikan peristiwa atau gejala itu sebagai masalah, dan ia bertanya “Apa sebab matahari terbit? Apa sebab manusia lahir? Apa sebab ada yang kaya dan yang miskin? Apa sebab manusia sakit? Dan sebagainya” ia mencoba untuk membentuk teori yang dapat menjelaskan peristiwa atau gejala-gejala itu.
Bagaimanakah diketahuinya kebenaran teori itu? Dari teori itu dapat diturunkannya hipotesis. Dengan membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis itu secara empiris dapat pula diterima atau ditolaknya teori itu.
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
B. Sebutkan jenis-jenis hipotesis?
C. Bagaimana cara menguji hipotesis?
C. Tujuan
Hipotesis bertujuan untuk membantu mahasiswa agar proses penelitiannya terarah dan menjadi karya yang dapat diterima oleh masyarakat umurnya dan bagi diri sendriri khususnya.


1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu “Hypo” yang artinya “dibawah” dan “Thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010:110). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010).
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara teknis, hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang di uji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sample penelitian secara statistik.
Perumusan hipotesis harus berdasarkan fakta yang ditemukan. Fakta yang diperlukan untuk merumuskan hipotesis ada tiga cara, yaitu ;
1.      Memperoleh sendiri dari sumber aslinya
2.      Menafsirkan dari sumber asli
2
            3.  Fakta yang diperoleh dengan jalan menyusunnya dalam bentuk   abstract reasoning (penalaran abstrak).
            Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
            Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis  nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.
B.Jenis-Jenis Hipotesis
            Hipotesis dapat dibedakan menurut bentuknya menjadi tiga, yaitu :
1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
Banyak diantaranya pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh “Orang banyak”, Misalnya : Orang minangkabau banyak yang merantau, sedangkan orang jawa sangat terikat kepada kampung halamannya”.
2) Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal

3
Dunia kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajari metode atau tipe ide-ide merupakan alat yang sangat membantu, Misalnya : Pendidikan dengan anak.
3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel
Hipotesis ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya, dan menurut bentuknya hipotesis ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Hipotesis kerja
Biasanya seorang peneliti memilih hipotesis yang benar, sedangkan kebenaran hipotesis itu harus diguktikan. Sementara itu ia harus bekerja dengan hipotesis itu dan karena itu disebut hipotesis kerja atau hipotesis penelitian. Ada kemungkinan hipotesis itu mengalami perubahan sepanjang jalannya penelitian itu.
b) Hipotesis nol
Disebut hipotesis nol sebab menganggap hipotesis itu tidak benar sama sekali, jadi berisi kosong. Jadi kalau hipotesis itu berbunyi “Orang minangkabau perantau” maka dengan hipotesis nol dikatakan bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” . bila tidak terbukti bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” maka hipotesis “Orang minangkabau perantau” itu benar.
c) Hipotesis statistic
Hipotesis statistic menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda) dalam bentuk kuantitatif.
Misalnya kita duga bahwa pendapatan buruh pria (kelompo A) disebuah perusahaan lebih banyak daripada buruh wanita (kelompok B). pendapatan buruh pria dapat dinyatakan sebagai XP dan rata-rata pendapatan buruh wanita XW.

4
Maka perbedaan pendapatan rata-rata dinyatakan sebcara simbolis sebagai XP-XW.
Kita dapat mengajukan hipotesis (H) bahwa pendapatan rata-rata antara buruh pria dan wanita berbeda sebagai H : XP = XW. Bila kita menggunakan hipotesis nol (Ho) maka dinyatakan sebagai berikut Ho : XP-XW.
Bila kita mengajukan hipotesis (H) bahwa pendapatan buruh pria lebih banyak daripada pendapatan buruh wanita kita dapat melambangkan sebagai berikut H:XP>XW dan hipotesis nolnya sebagai Ho:XP≤XW.
C. Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan apa yang dpat di ukur, untuk ini peneliti harus mencari situasi atau lapangan empiris yang memberi data yang diperlukan. Tidak selalu mudah memperoleh sampel yang didapat dan memberi data. Seperti halnya untuk meneliti kesejahteraan guru, perusahaan harus diperoleh dahulu dari pemilik atau pemimpinnya. Ada lagi kesulitan-kesulitan yang diatas untuk memperoleh lapangfan empiris guna mengetes hipotesis kita. Tentu saja seorang penyelidik harus jujur, jangan memanipulasi data dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai wahana untuk mencari kebenaran sampel.
Misalnya kita ingin mencari tinggi rata-rata badan mahasiswa Indonesia . sebenarnya kita harus mengukur tinggi badan semua mahasiswa, jadi seluruh populasi. Akan tetapi oleh sebab usaha itu terlampau banyak memakan usaha, waktu, biaya, dan tenaga selain dari itu tidak perlu melakukan demikian, kita hanya mengambil sebagian saja sebagai sampel.



5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
            Hipotesis dapat diartika sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis memiliki beberapa jenis :
1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
2) Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal
3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variable yang terbagi menjadi tiga diantaranya :
a) Hipotesis kerja
b) Hipotesis nol
c) Hipotesis statistic
Cara menguji hipotesis disini ada benar tidaknya hipotesis, tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Maka perlu adanya pembuktian secara langsung baik secar pengambilan sampel interviu atau yang lainnya.
B. Saran-Saran
Penulis mengharapkan agar apa yang sudah dijelaskan diatas dapat dipahami oleh pembaca. Selanjutnya kritik dan saran dari pembaca sebagai pembangun sangat diharapkan guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : P.T Rineka Cipta.
-Tritan, Hariwijaya. 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.
-Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Afabeta.














7
Share this article :
Disclaimer: Artikel, gambar ataupun video yang ada di blog ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain, dan Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber lain tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami dengan memberikan komentar yang bijak di bawah ini.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Huzna Souvenir
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Zona Berbagi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template