Makalah Sosiolinguistik 3 by H. Fahri Ali | Zona Berbagi
Headlines News :
Home » » Makalah Sosiolinguistik 3 by H. Fahri Ali

Makalah Sosiolinguistik 3 by H. Fahri Ali

Written By MAS IRTIQAIYAH BANJARMASIN on Tuesday, April 29, 2014 | 9:59 PM



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Bahasa selalu mengalami perubahan dan pergeseran. Keduaa topik yang menjadi judul pada makalah ini masih berkaitan dengan masalah kontak bahasa yang terjadi dalam masyarakat bilingual atau multilingual. Perubahan bahasa menyangkut soal bahasa sebagai kode, di mana sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain, bahasa itu bisa berubah.  Pergeseran bahasa menyangkut masalah mobilitas penutur, di mana sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu dapat menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa. Sedangkan pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut ditengah-tengah bahasa lainnya.
Pergeseran bahasa dan perubahan bahasa sebenarnya seperti dua sisi mata uang: bahasa menggeser bahasa lain atau bahasa yang tak tergeser oleh bahasa; bahasa tergeser adalah bahasa yang tidak mampu mempertahankan diri. Kedua kondisi itu merupakan akibat dari pilihan bahasa dalam jangka panjang (paling tidak tiga generasi) dan bersifat kolektif (dilakukan oleh seluruh warga guyup).
B.            Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas :
1.         Pengertian Pergeseran Bahasa ?
2.         Pengertian Perubahan Bahasa ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pergeseran Bahasa
Menurut Sumarsono pergeseran bahasa diartikan sebagai suatu guyup (komutnitas) meninggalkan suatu bahasa sepenuhnya untuk memakai bahasa lain. Bila pergeseran sudah terjadi, para warga guyup itu secara kolektif memilih bahasa baru.[1]  Abdul Chaer mengatakan bahwa pergeseran bahasa (language shift) menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain.[2]
Menurut Romaine pergeseran bahasa adalah gejala perubahan bentuk dan makna suatu bahasa hingga munculnya gejala kolektif, yaitu ketika komunitas tutur meninggalkan bahasanya dan beralih ke bahasa yang lain. Gejala kolektif ini disebabkan oleh adanya dinamika masyarakat yang multilingual dengan berbagai aspek sosial di dalamnya. Pada masyarakat multilingual, kontak bahasa tidak dapat dihindari. Peran, kedudukan, dan fungsi satu bahasa menyebabkan terjadinya pilihan bahasa. Jika peran, kedudukan, dan fungsi bahasa mulai lemah, pergeseran bahasa atau kepunahan bahasa akan terjadi dan komunitas tuturpun beralih menggunakan bahasa lain dalam berbagai ranah penggunaan bahasa dan lama kelamaan meninggalkan bahasanya.
Jadi pergeseran bahasa dapat diartikan sebgai  adanya peralihan bahasa dari satu komunitas penutur dengan bahasa yang baru yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan.
Beberapa kondisi cenderung diasosiasikan dengan pergeseran bahasa dalam berbagai kajian. Barangkali kondisi yang paling mendasar kedwibahasaan masyarakat (societal bilingualism). Penting diingat, kedwibahasaan itu bukanlah satu-satunya kondisi bagi pergeseran, walaupun mungkin yang diperlukan. Hampir semua kasus pergeseran bahasa terjadi melalui alih generasi (intergenerasi), menyangkut lebih dari satu generasi. Dengan kata lain, jarang terjadi sejumlah besar individu dalam suatu masyarakat menanggalkan bahasa dan mengganti dengan bahasa lain dalam kurun hidupnya. Dalam berbagai kasus selalu ada satu generasi yang lebih dulu dwibahasawa, misalnya B1-nya bahasa X dan B2-nya bahasa Y. Generasi ini tidak mengalihkan bahasa X kepada generasi berikutnya (yaitu anak-anak mereka) melaikan bahasa Y. Generasi kedua ini mungkin saja masih memahami (secara pasif) bahasa X karena masih sering mendengar orang tua mereka berbicara dalam bahasa itu. Generasi kedua ini tentu lebih tidak  berminat lagi mengalihkan bahasa X kepada anak-anak mereka kelak, lebih-lebih karena mereka sendiri tidak menguasai bahasa itu.
Salah satu faktor itu adalah migrasi atau perpindahan penduduk, yang bisa berwujud dua kemungkinan. Pertama, kelompok-kelompok kecil bermigrasi ke daerah atau Negara lain yang tentu saja menyebabkan bahasa mereka tidak berfungsi lagi. Kedua, gelombang besar penutur bahasa bermigrasi membanjiri sebuah wilayah kecil dengan sedikit penduduk, menyebabkan penduduk setempat terpecah dan bahasanya tergeser.
Perkembangan ekonomi juga merupakan faktor pendorong pergeseran. Salah satu faktor ekonomi itu adalah industrialisasi (yang kadang-kandang bergabung dengan factor migrasi). Kemajuan ekonomi kadang-kadang mengangkat posisi sebuah bahasa menjadi bahasa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Bahasa Inggris misalanya, menjadi minat banyak orang untuk menguasai dan kalau perlu meninggalkan bahasa pertama.
Sekolah sering juga dituding sebagai factor penyebab bergesernya bahasa ibu murid, karena sekolah biasa mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak, demikia ini kemudian menjadi kedwibahasaan.[3] Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab pergeseran bahasa diantara  adalah factor migrasi, ekonomi, sekolah dan alih generasi.
B.            Perubahan Bahasa
Perubahan bahasa berkenaan dengan perubahan bahasa sebagai kode, sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain, bahasa itu bisa berubah.
Terjadinya perubahan bahasa menurut para ahli tidak dapat diamati, sebab perubahan itu yang sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa waktu yang relatif lama, sehingga tidak mungkin diobservasi oleh seseorang yang mempunyai waktu yang relatif terbatas. Namun yang dapat diketahui adalah bukti adanya perubahan bahasa itu. Inipun terbatas pada pada bahasa-bahasa yang mempunyai tradisi tulis, dan mempunyai dokumen tertulis dari masa-masa yang sudah lama berlalu. Bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jawa termasuk bahasa yang dapat diikuti perkembangannya sejak awal sebab punya dokumen-dokumen tertulis, tetapi banyak bahasa lain yang tidak mengenal tradisi tulis dan tidak mempunyai dokumen apapun.[4]
Adapun beberapa teori perubahan bahasa, antara lain; 1) Anotomi, adalah perubahan pada organ tubuh manusia setiap pergantian masa, 2) Historis sosial, adalah sejarah saling mengalahkan antar kelompok atau adnya bahasa yang lebih superior, 3) Kemudahan, adalah menganggap mudah terhadap salah satu yang berbeda tetapi mirip, atau bahkan sama, 4) Imitasi, adalah menirukan dialek/ bahasa lain, dan yang ke 5) Interferensi ujaran.
Perubahan bahasa yang dimaksud adalah perubahan yang mempengaruhi bahasa oleh faktor internal atau eksternal, Perubahan adalah fenomena peralihan bahasa dari kasus ke kasus atau munculnya fenomena bahasa menggantikan fenomena bahasa lainnya dalam tahap sejarah bahasa tertentu.
Misalnya dalam bahasa arab; kalimat "ذيل"  bahasa fushah dan kalimat "ديل" bahasa amiyah. Sesungguhnya dzal (ذ) yang pertama setara  dengan dal (د) yg kedua. Dan ya’(ي) yg pertama setara dengan ya’(ي) kedua, yakni sama-sama tanda panjang. Kata pertama merupakan kurun waktu tertentu dan kata kedua pada kurun waktu yang lain. Perubahan yang terjadi pada kedua fase tersebut dinamakan perubahan bahasa. Begitu juga dalam dialek mesir ketika mengungkapkan tindakan dimasa depan (الفعل المستقبل) misalnya pada  kata “ حَنَذْهَبَ، حَنَخْرُج ”, Ketika kita ungkapkan dalam bahasa fushah menjadi "سنذهب، سنخرج". [5]
Perubahan bahasa lazim diartikan sebagai adanya perubahan kaidah, entah kaidahnya itu direfisi, kaidahnya menghilang, atau munculnya kaidah baru, dan semua itu dapat terjadi pada semua tataran linguistik: fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, maupun lesikon.[6]
a)      Perubahan Fonologi
Perubahan fonologi adalah perubahan yang terjadi dalam bentuk bunyi tunggal  atau harokat (tanda baca). Perubahan ini tejadi secara otomatis, tidak disengaja, dan tidak melalui kehendak manusia. Dan perubahan ini memakan waktu ribuan tahun atau ratusan tahun dan terbatas pada tempat tertentu.
Dalam mencapai perubahan ini dapat menggunakan salah satu bentuk berikut;
1)      Kesamaan suara-suara bahasa yang lalu. Misalnya perubahan fonetik yang terjadi dalam beberapa fonetik Arab. Suara dlod (ض) yang lama seperti yang dijelaskan oleh orang dahulu pengucapan dlod (ض) kurang ada penekanan daripada pengucapan orang Arab sekarang.
2)      Mentransformasikan fonologi ke fonologi lain. Hilangnya amiyah mesir pada fonem sta’ (ث) ,kemudian digantikan fonem ta’ (ت) dalam sebagain besar kata-kata, diantaranya kata “ ثمن ” menjadi “ تمن ”, kata “ ثوم ” menjadi “ توم ”, dan kata “ ثلاثة ” menjadi “ تلاتة ”. Contoh lain dalam bahasa Inggris; pada kasus fonem /x/ menjadi /k/, misalnya pada kata <elk>, yang dalam bahasa inggris kuno ditulis<eolh> dan dilafalkan <elx>.
3)      3) Pengembangan fonologi-fonologi baru dalam bahasa. contoh; fonologi jim (ج) amiyah, masuk pada dialek-dialek baru. Bahasa Inggris kuno dan pertengahan tidak mengenal fonel /z/, lalu ketika terserap kata-kata seperti azure, measure, rouge dari bahasa prancis, maka fonem /z/ tersebut ditambah dalam khazanah fonem bahasa Inggris. Di Indonesia, sebelum berlakunya EYD, fonem /f/,/x/, dan /s/ belum dimasukkan dalam khazanah fonem bahasa Indonesia, tetapi kini ketiga fonem itu telah menjadi bagian dalam khazanah bahasa Indonesia.
b)    Perubahan Morfologi
Perubahan morfologi adalah perubahan yang terjadi pada tingkat kata. Misalnya dalam bahasa Arab;  isim fa’il dari fi’il “ قرأ ” adalah “ قارئ  tetapi orang-orang kontemporer mengucapkan “ مُقرئ ”, dan begitu juga isim maf’ul dari fi’il ajwaf “ دان ” adalah “ مَديْن ” tetapi orang-orang kontemporer mengucapkan “ مديُون Contoh lain dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses pembentukan kata dengan prefix me- dan pe-, kaidahnya adalah: (1) apabila kedua prefiks itu diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /i/r/w/ dan /y/ tidak ada terjadi penasalan, (2) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi nasal /na/, (3) bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /d/ dan /t/ diberi nasal /n/, (4) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /s/ diberi nasal /ny/, dan bila diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vocal diberi nasal /ng/. Kaidah ini menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa  Indonesia menyerap kata-kata yang bersuku satu dari bahasa asing, seperti kata sah, tik, dan bom. Menurut kaidah di atas kalau ketiga kata itu diberi prefiks me- dan pe- tentu bentuknya harus menjadi menyah(kan), menik, dan mebom; dan penyah, penik, dan pembom. Tetapi dalam kenyataan bebahasa yang ada adalah  bentuk mensah(kan) atau mengesah(kan), mentik atau mengetik, membom atau mengebom, dan dengan prefix pe- menjadi pengesah, pengetik, dan pembom atau pengebom. Jadi jelas dala data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah, dan munculnnya alomorf menge- dan penge-.
c)     Perubahan Sintaksis
Menunjukkan perubahan yang terletak pada tingkat kalimat, dan ada beragam bentuk dan gaya yang tercampur. Terkadang perubahan tidak mungkin menyimpang dari aturan bahasa, tetapi arti yang diungkapkan dengan susunan ini mempunyai arti baru, sebagaimna contoh dibawah ini:
يلعب دورا هاما ”setara dengan bahasa inggris ‘’play an importand part”
الاستهلاك المحلي ” setara dengan bahasa inggris “local consumption”
Selain di atas ada pola lain yang dimana perubahan pada tempat (موقعية), susunan kata-kata (ترتيب الكلمات), dan alat-alat (و الأدوات), misalnya:  سَوْفَ لا أسَافِر sebagai ganti لن أسَافِرَ, kalimat قَدْ لا يَجُوْزُ sebagai ganti  رُبَّمَا لا يَجُوْز.
Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita saksikan. Umpamanya, menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu mempunyai objek, atau dengan rumusan lain, setiap kata kerja aktif transirif harus selalu diikuti oleh objek. Tetapi dewasa ini kalimat aktif transitif banyak yang tidak dilengkapi objek, seperti:
-          Reporter anda melaporkan dari tempat kejadian.
-          Pertunjukan itu sangat mengecewakan.
-          Dia mulai menulis sejak duduk di bangku SMP.
-          Kakek sudah makan, tetapi belum minum.
Kata kerja aktif transistif pada kalimat seperti di atas menurut kaidah yang berlaku harus diberi objek, tetapi pada contoh di atas tidak ada objeknya.
d)      Perubahan semantik
Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total, menyempit, atau juga meluas. Perubahan semantik dibagi menjadi:( a) Perubahan yang bersifat total, maksudnya adalah kalau pada waktu dulu kata itu misalnya bermakana A, maka kini atau kemudian menjadi makan B. umpamanya kata bead dalam bahasa Inggris aslinya bermakana “doa”, “sembahyang”, tetapi kini bermakna “tasbih”, “butir-butir tasbih”. Dalam bahasa Indonesia kita dapati contoh antara lain, kata pena dulu bermakna “bulu (angsa)”, tetapi kini “alat tulis bertinta”. (b) penyempitan makna; Pada mulanya suatu kata memiliki makna yang luas, namun sekarang menjadi menyempit. Misalnya kata “sarjana” yang dulu bermakna “orang yang pandai”, namun sekarang bermakna “orang yang lulus dari perguruan tinggi”. c) perluasan makna; Dulu kata tersebut hanya memiliki satu makna, namun sekarang mempunyai lebih dari satu makna. Misalnya kata “saudara”. Dulu hanya untuk orang yang lahir dari ibu yang sama, namun sekarang berarti juga “kamu”.
Dalam bahasa arab misalnya kata فأرٌyang dahulu berarti tikus (binatang pengerat), pada masa sekarang memiliki makna baru yang berarti mouse (perangkat komputer), meskipun makna lama masih dipakai.
e)      Perubahan leksikal
Perubahan leksikal dalam mempengaruhi bahasa berbeda dengan  jenis-jenis perubahan yang sebelumnya, perbedaan itu terletak pada dua hal:
1.      Perubahan leksikal mempengaruhi semua bahasa. perubahan leksikal hampir tidak bisa dihindari, tidak ada bahasa yang tidak dapat berubah leksikal.
2.      Perubahan leksikal sangat cepat.
Perubahan leksikal banyak bentuknya, diantaranya adalah: 1) Munculnya kata-kata baru. misalnya kata تدويل، تأميم، مجلس الأمن, الشرعية الدولية  dan lainya, semua itu merupakan perkembangan leksikal yang telah muncul dalam bahasa Arab. Contoh lain, misalnya kata kleener dalam bahasa Inggris dibentuk dengan kata clean, kata jell-O dari gel. 2) Pengabaian kosa kata. beberapa bahasa arab pada saat ini yang sudah tidak ada, misalnya pada ucapan “ انظر إلى الهِزَبْرِ ”,  kata  الهزبر berarti الأسد sebagaimana yang ada didalam kamus. Dalam bahasa Indonesia kata-kata berikut sudah tidak digunakan lagi, antara lain; kempa (stempel, cap), centang perenang (tidak rapi, berantakan), engku (sebutan untuk menyapa guru laki-laki), ungkai (terbuka, terkoyak), terban (runtuh), tingkap (jendela), dan sanggat (kandas). 3) At-Ta’rib. At-Ta’rib Secara terminologi adalah mengambil atau meminjam atau menerjemahkan kosa-kata atau istilah dari bahasa asing (bahasa non Arab) ke dalam bahasa Arab berdasarkan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh orang Arab dalam arabisasi (bisa dengan memanfaatkan wazan atau dengan derivasi), bahkan pada level tertentu sampai pada tingkatan gramatika. beberapa kata ta’rib yang digunakan oleh orang-orang kontemporer, misalnya kata: إيدولوجيا, تكنولوجيا, 4) Al-Iqtirodl (meminjam) adalah Kata-kata yang diterima dari bahasa lain dengan membuat beberapa penyesuaian suara, dan terkadang juga penyesuain morfologi, atau meminjamkanya tanpa adanya modifikasi, Misalanya kata-kata bahasa arab;  فيديو, تلفون, تلفزيون, ساندويش, فاكس، تلكس , dan contoh lain misalnya; kata kasus dalam bahasa Indonesia adalah pinjaman langsung dari bahasa Latin.
Perubahan bahasa adalah jawaban terhadap banyak aspek perilaku manusia, dan dimungkinkan perubahan ini hasil dari komunikasi budaya, urbanisasi, dan industrialisasi.[7]














BAB III
PENUTUP
A.           Simpulan
Perubahan, dan pergeseran bahasa ini saling berkaiatan. Perubahan bahasa berarti perubahan yang mempengaruhi bahasa yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. pergeseran bahasa  terjadi manakala masyarakat pemakai bahasa memilih suatu bahasa baru untuk mengganti bahasa sebelumnya. Dengan kata lain, pergeseran bahasa itu terjadi karena masyarakat bahasa tertentu beralih ke bahasa lain, biasanya bahasa yang dominan dan berprestasi, lalu digunakan dalam ranah-ranah pemakaian bahasa yang lama.
Asumsi adanya perubahan, dan pergeseran, bahasa disebabkan karena adanya kontak antar bahasa, kelas sosial bahasa, dan bahasa seperti makhluk hidup organis.
B.            Saran-saran
Diakui bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada pembaca dimohon saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR  PUSTAKA
- Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. 2004
- Dimyati,Muhammad Affifuddin. Muhadloroh Fi ‘Ilmu Al Lughoh Al Ijtima’i. Surabaya: Mathba’ah Darul Ulum Al Lughawiyyah. 2010
- Lutfi,Habibi Muhammad. Hand Out  Fiqh Al-Lughah ke 12
- Sayyid, Shobari Ibrahim. Ilmu Al-Lughoh Al-Ijtima’I. Mesir: Daar Al Ma’rifah Al Jami’ah. 1995
- Sumarsono. Sosiolinguitik. Yogyakarta: Sabda. 2008


[1] Sumarsono, Sosiolinguitik, (Yogyakarta: Sabda, 2008), hlm. 231
[2] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 142
[3] Sumarsono, Sosiolinguitik, (Yogyakarta: Sabda, 2008), hlm. 235-237
[4] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 134
[5] Muhammad Affifuddin Dimyati, Muhadloroh Fi ‘Ilmu Al Lughoh Al Ijtima’i, (Surabaya: Mathba’ah Darul Ulum Al Lughawiyyah, 2010), hlm. 114
[6] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 136
[7] Shobari Ibrahim Sayyid, Ilmu Al-Lughoh Al-Ijtima’I, (Mesir: Daar Al Ma’rifah Al Jami’ah, 1995), hlm. 199
Share this article :
Disclaimer: Artikel, gambar ataupun video yang ada di blog ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain, dan Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber lain tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami dengan memberikan komentar yang bijak di bawah ini.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Huzna Souvenir
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Zona Berbagi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template