Bahasa Ham-Semit | Zona Berbagi
Headlines News :
Home » » Bahasa Ham-Semit

Bahasa Ham-Semit

Written By MAS IRTIQAIYAH BANJARMASIN on Wednesday, November 5, 2014 | 8:41 PM



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Pada dasarnya  bahasa lahir seiring dengan lahirnya manusia. Kehadiran manusia di dunia sudah sangat lama. Dalam studi bahasa,  orang beramsumsi bahwa  manusia telah mengenal bahasa sejak masa lalu. Karena bahasa merupakan simbol yang membedakan manusia dari segala jenis ciptaan Allah yang lainnya. Bahasa merupakan sebuah sistem yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam ilmu bahasa/linguistik, yang dimaksud oleh bahasa adalah system tanda bunyi yang disepakati  untuk dipergunakan oleh para kelompok masyarakat Tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi dan berindentifikasi diri.
Bahasa dalam keadaannya bersifat abstrak, karena tidak bias langsung dicapai oleh pengamat tanpa melalui medium buatan seperti kamus dan buku tata bahasa. Menurut pengalaman nyata, bahasa itu selalu muncul dalam bentuk tindak atau tingka tutur individual (individual act of speech). Dapat disimpulkan wujud bahasa ialah bahasa lisan.[1]

B.            Rumusan Masalah
Untuk memudahkan makalah ini maka penulis akan memaparkan beberapa permasalahan yang layak menjadi pertanyaan dan  kemudian akan di jelaskan yaitu sebagai berikut:
1.         Klasifikasi bahasa
2.         Istilah Ham-Semit
3.         Tempat wilayah pertama bahasa Semit
4.         Gaya bahasa Arab


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Klasifikasi Bahasa
Bahasa Semit merupakan sebuah kelompok bahasa yang dipertuturkan oleh lebih dari 200 juta jiwa, terutama di Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Timur. Rumpun ini merupakan cabang dari rumpun timur laut bahasa Afro-Asia dan merupakan satu-satunya cabang yang juga dipertuturkan di Asia.
Pengkategorian bahasa-bahasa Semit  dijelaskan dalam bagan berikut :
Bahasa Akkadia merupakan bahasa yang digunakan di Mesopotamia antara tahun 2.500—600 SM. Wilayah bahasa Akkadia terletak di antara sungai Tigris dan sungai Euprat. Selanjutnya bahasa ini terbagi atas bahasa Babilonia dan bahasa Asyuria. Keberadaan bahasa ini diketahui melalui berbagai ukiran yang ditulis dengan huruf paku pada artefak. Ukiran paling penting tentang bahasa Akkadia ini adalah ukiran yang melukiskan hukum Hamurabi yang merupakan hukum paling tua di dunia.
Bahasa Ogaretia yaitu dialek Kan’ania Kuno yang dipakai sebagai alat komunikasi pada abad 14 sampai abad 13 SM di Ogaret, sebuah kota yang dulu terletak dua belas kilometer di utara Ladzikia pantai Suria.
Bahasa Ibrani yang paling tua digunakan dalam Taurat yang disebut biblical hebrew (1.200—200 SM). Kemudian pada abad 2 sampai abad 1 SM digunakan sebagai bahasa kesusastraan yang disebut sebagai bahasa Ibrani Mashnaic. Jenis bahasa Ibrani yang terakhir adalah bahasa Ibrani modern yang saat ini menjadi salah satu bahasa resmi Negara Israel (selain bahasa Arab).
Bahasa Imaranah ditemukan melalui surat bukit al-Imaranah, yaitu pada masa 1425-1350 SM. Surat-surat tersebut dikirim oleh raja-raja Suriah dan raja-raja Palestina kepada raja Fir’aun di Mesir. Surat itu menggunakan bahsa Asyuria dan diberi catatan kaki dengan bahasa Kan’ania.
Bahasa Mu’abia ditemukan melalui ukiran Misya’, raja Muabi. Ukiran ini berupa tugu yang ditemukan di kawasan Digan, bekas kerajaan Muabi Kuno. Ukiran ini menggambarkan peperangan yang terjadi antara raja Misya dengan Raja Umri dari Israel. Ukiran ini diperkirakan dibuat pada tahun 842 SM dan sekarang disimpan di Museum Lover Paris.
Bahasa Fenisia ditemukan melalui berbagai ukiran yang antara lain ukiran Raja Biglus (Jubail Saudi Arabia) seperti ukiran Syafath Ba’l abad ke 13 SM, ukiran Akhiram tahun 1100 SM, dan ukiran Akhimlak tahun 1000 SM. Ukiran terpenting yang ditemukan dalam bahsa Finisia adalah ukiran Raja Kilamu tahun 900 SM yang ditemukan di bukit Zanjirli di Suria dan kini disimpan di Museum Berlin.
Bahasa Aramea pada abad 10 SM merupakan bahasa yang digunakan di Syiria. Antara abad 7 hingga abad 4 SM digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) antara kerajaan Babilonia dan Kerajaan Persia dan juga merupakan bahasa dari sebagian Taurat. Bahasa Aramea terdapat pada ukiran Nabatia, ukiran Tadammuria, dan ukiran-ukiran di gurun Sinai yang dibuat pada abad IV SM sampai abad ke I SM. bahasa Aramia merupakan dialek kelompok kristen yang masih hidup hingga kini di Irak Tenggara (bahasa Minda’ia). Bahasa Aramea yang terpenting adalah bahasa Suryania. Bangsa Aramia menamakan diri mereka sebagai bangsa Suryan.
Bahasa Etiopia merupakan bahasa bangsa Semit yang berpindah dari wilayah tenggara menuju negeri seberang, Etiopia. Di sanalah mereka membaur dengan suku Haam kuno. Ketika itu bahasa mereka disebut bahasa Ja’zia. Bahasa Ja’zia tidak berumur panjang karena pada abad ke 12 M terjadi kemelut politik di kalangan bangsa Ja’zi yang mengakibatkan bahasa persatuan mereka menjadi bahasa-bahasa daerah. Dan bahasa daerah yang paling menonjol adalah bahasa Amharia yaitu bahasa daerah yang sangat kental diwarnai oleh bahasa Hamia. Hal ini terlihat dalam struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Semit.
Bahasa Himyaria atau yang disebut sebagai Bahasa Arab Selatan dipakai di Yaman dan Jazirah Arab Tenggara. Bahasa Himyaria ini terbagi dua yaitu bahasa Sabuia dan bahasa Ma’inia. Tentang bahasa ini telah ditemukan artefak-artefak yang merujuk pada abad ke 12 SM sampai abad ke 6 M.
Bahasa Arab Fusha atau yang disebut dengan Bahasa Arab Utara merupakan bahasa wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut. Bahasa ini dikenal hingga kini dan masa-masa yang akan datang karena Al-Qur`an turun dan menggunakan bahasa ini. Bahasa ini mengalami penyebaran yang demikian luas bukan hanya di kalangan bangsa Arab saja tetapi juga di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.

B.            Istilah Ham-Semit
Perkataan Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa seluruh bani adam di bumi berasal dari 3 anak Nabi Nuh As yang tersisa yakni Yafits, Sam dan Ham (adapun Kan’an meninggal dalam bahtera banjir).  Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi.[2]
Yang dimaksud dengan bangsa Semit adalah bangsa yang merupakan keturunan Sam bin Nuh As. Ada beberapa teori yang menjelaskan asal-usul bangsa Semit, di antara sebagai berikut :[3]
1.      Teori Afrika
Teori Afrika ini dikemukakan oleh Theodor Noldeke. Ia mengatakan bahwa “ Keserumpunan Bangsa Semit dan Bangsa Hemit menunjukkan bahwa kawasan asal Bangsa Semit adalah Afrika ”. Bangsa Hemit adalah penduduk asli Afrika.
Theodor Noldeke mendasarkan teorinya ini pada kesamaan bentuk fisik antara Bangsa Semit dan Bangsa Hemit. Kesamaan bentuk fisik dari kedua bangsa tersebut yaitu mereka sama-sama memiliki ukuran tulang betis yang kecil dan keduanya memiliki bentuk rambut yang keriting.
2.      Teori Armenia
Teori ini dikemukakan oleh seorang peneliti dari Perancis yang bernama Ernest Renan. Bersama pendukungnya  ia mengatakan bahwa bangsa Semit datang dari tempat-tempat tertentu dari bangsa Armenia. Pendapat ini bersumber dari Genesis. Ia juga mengatakan bahwa bahasa semit berasal dari kawasan Armenia. Ia mendasarkan teorinya pada isi Kitab perjanjian Lama (Bible).
3.       Teori Babilonia
            Teori ini dikemukakan oleh dua orang peneliti yang bernama Ignatius Guidi dan Frest Hummel. mereka mengatakan dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1879 " Kawasan asal bangsa semit adalah hilir sungai Eufrat yaitu lembah Daratan Irak (Babilonia). mereka mendasarkan teorinya ini dengan ditemukannya kesamaan sebagian besar nama-nama dan istilah dai Babilonia lebih dekat dengan Bahasa Akkadia.
4.       Teori Arab.
            Tokohnya antara lain adalah Sprenger, de Goideh, Keitani, dan D. Moscati. Mereka berpendapat bahwa Jazirah Arabia adalah buaian (tempat kelahiran) pertama bangsa Semitik. Mereka menunjukkan bukti-bukti yang sangat kuat diantaranya: Jika sejarah menyebutkan bahwa bangsa Semit hidup di luar Jazirah Arab, maka pernyataan itu dapat diterima, akan tetapi mereka tinggal di sana setelah berimigrasi dari Jazirah Arab. Karena dalam sejarah juga disebutkan bahwa kawasan subur di antara duan sungai Tigris dan Eufrat selalu didatangi oleh berbagai suku Badawi (nomaden) yang datang dari kawasan padang pasir Arab, sampai akhirnya kawasan ini bahkan kawasan Asia Barat secara keseluruhan dan juga kawasan Afrika Utara dipenuhi oleh sejumlah besar manusia yang kemudian disebut dengan gelombang manusia Arab.
a.  Pola imigrasi yang dilakukan oleh bangsa Semit kuno adalah sama. Semua bukti   sejarah mengatakan bahwa mereka keluar dari Jazirah Arab menuju kawasan subur di sekitar mereka. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Jazirah Arab merupakan kawasan asal bangsa Semit.
b. Sejarah menunjukkan bahwa sejak periode awal sejarah ummat manusia semua kawasan di Timur tengah dihuni oleh bangsa bukan Semit, kecuali kawasan Jazirah Arab. Sejarah tidak pernah menyebutkan bahwa bangsa Akkadia adalah penduduk asli kawasan di antara Tigris dan Eufrat, tetapi sejarah menyebutkan bahwa bangsa Akkadia adalah orang asing yang datang ke sana dan menaklukkan penduduk asli yang dikenal dengan bangsa Sumeriy. Salah seorang Raja bangsa Semit di Irak, yaitu Sarjun I (2600 SM) menulis dalam sebuah artefak yang menunjukkan bahwa dia bersama keluarganya datang ke Irak dari kawasan Timur Jazirah Arab.
c. Para arkeolog telah menemukan sejumlah artefak yang ditulis dengan bahasa Sumeriy yang mengisyaratkan bahwa negara mereka selalu dalam keadaan bahaya oleh serangan suku-suku Aribu yang datang dari kawasan Barat atau Barat Daya.
d. Sejarah politik kuno menunjukkan bahwa penduduk padang pasir selalu berambisi untuk menguasai kawasan subur dan menduduki perkotaan dan kawasan sekitar wilayah mereka. Agar di sana mereka dapat hidup bercocok tanam dan bertani. Hal inilah yang membuat mereka menyerang kerajaan-kerajaan di sekitar wilayah mereka. Dan belum pernah ditemukan bukti sejarah yang mengatakan bahwa penduduk kawasan subur dan perkotaan berimigrasi ke kawasan padang pasir yang tandus.
C.      Tempat Wilayah Pertama Bahasa Semit
 Pendapat pertama ini mengatakan bahwa bahasa Semit ini berasal dan berkembang dari negara Habasiyyah, yang tempatnya di arah selatan bangsa Arab.
Ada lagi yang berpendapat bahwa tempat pertama berkembangnya adalah daerah utara Afrika, yang kemudian menyebar ke bagian Asia melalui terusan Zues.
Sebagian ilmuwan berpendapat tempat asal dari berkembangnya adalah di Arminiya yang berbatasan dengan Kurdistan.
Ketiga pendapat ini merupakan pendapat yang kurang valid, karena tidak ada bukti atau pertanda Artefak yang menunjukkan hal tersebut.
Ilmuwan yang bernama Guidi dan pengikutnya berpendapat bahwa asal mula tempat dari bangsa Semit adalah dibagian selatan Irak, yaitu bumi Babil. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan sejarah yang ada seperti gedung-gedungnya, hewan, dan tumbuh-tumbuhan di tempat itu, dan watak dari bahasa Semit ini menunjukkan hal-hal tersebut yang ada di tempat itu.
Ada yang berpendapat bahwa tempat asal munculnya bahasa Semit ada di negara Kan’an, dengan bukti-bukti dengan menyebarnya bangsa tersebut di negara Suriyah kuno, dan tidak ditemukan bangsa sebelumnya.
Sedangkan pendapat yang lebih otentik bahwa awal mula bahasa Semit itu merasal dari bagian selatan barat jazirah Arabiyyah yang meliputi daerah Hijaz, Najd, Yaman, dan daerah sekitarnya.
Pendapat terakhir ini menggunakan alasan bahwa perpindahan pada permulaan abad itu berasal dari daerah selatan barat ke utara timur yang meliputi daerah Suriya, Irak, dan negara sekitar. Kemudian dari negara Irak menguasai daerah Sumeriyyah kemudian baru membangun negara yang berkembang pesat yaitu negara Babil pada sekitar abad ke-36 SM. Kemudian perpindahan atau penyebaran yang ke dua adalah ketika bangsa Semit ini menuju daerah selatan, yang kemudian membentuk negara Kan’aniyyah pada abad ke 26 SM.
D.      Gaya bahasa Arab Ham-Semit
1. Memiliki huruf-huruf ق ـ ع ـ ظ ـ ط خ ـ ح . Huruf-huruf tersebut terdapat pula  dalam bahasa Jerman dan Yunani yang diambil dari bahasa Semit.
2. Pengucapan suatu kata dalam rumpun Semit ditentukan oleh harakat,  sedangkan dalam bahasa Arian ditentukan oleh huruf-huruf yang  berkedudukan  seperti harakat/vokal.
3. Kata-kata turunan dalam bahasa Semit yang diambil dengan jalan  isytiqaq/derivasi tetap teratur urutannya sesuai dengan asalnya meskipun telah mengalami penambahan, pengurangan atau perubahan bentuk.
4. Dalam bahasa Semit, tak ada kata majemuk yang sebenarnya yang terdiri dari dua kata kecuali sedikit sekali karena proses aneksi.
5. Bahasa Semit berbeda dengan bahasa Arian dalam menentukan gender untuk kata nama, kata ganti, dan dalam penyesuaian terhadap kata kerja yaitu cara pengaitan kata ganti dengan kata benda, dengan kata kerja maupun dengan partikel.
6. Kebanyakan kata asli Semit tersusun dari tiga huruf konsonan tanpa vokal. Sebagian lagi huruf yang ketiga berupa vokal atau huruf kedua didobelkan.
7. Arti umum dari sebagian kata kerja yang terdiri dari tiga huruf dari bahasa Semit berpangkal pada arti yang terkandung dalam dua huruf pertama, sedangkan huruf yang ketiga berfungsi sebagai pembantu bagi arti –arti turunan.[4]
-Perbedaan di antara Bahasa Semit
            Adapun perbedaan di antara bahasa semit dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
a)      Dari Aspek Kaidah
Dari aspek ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk, di antaranya:
1)      Memakrifahkan kata, di mana setiap bahasa dalam rumpun bahasa semit memiliki perbedaan dalam memakrifahkan kata. Bahasa Arab menggunakan alif lam pada awal isim, Bahasa Ibriya memakai ha pada awal isim, Bahasa Sabak menggunakan huruf nun pada akhir kata, Bahasa Armenia menggunakan (ا  ) pada akhir kata, Bahasa Syuria dan bahasa Habsy tidak terdapat cara memakrifahkan secara mutlak.
2)    Menentukan tanda jamak. Bahasa Ibriya menggunakan huruf يم  untuk muzakkar dan و  dan ت  untuk muannats al-salim, Bahasa Arab menggunakan و  dan ن  ketika rafa`, ي  dan ن  ketika nashab dan khafad untuk muzakkar, dan ا  dan ت  untuk muannats al-salim dan bahasa Armenia menggunakan ين.[5]
b)      Dari Aspek Fonetik
Dari aspek fonetik perbedaan itu dapat dilihat dalam beberapa bentuk di antaranya:
1)             Bahasa Arab yang memiliki huruf ذ, غ, ظ,  dan  ض  yang tidak terdapat dalam bahasa Ibriya.
2)     Dua fonetik Ibriya yaitu p (   ), dan v (   ) yang tidak terdapat di dalam bahasa Arab.
3)      Tidak terdapat ع, ق,  dan س  dalam bahasa Babilonia.
4)    Biasanya apabila dalam bahasa Ibriya berbentuk س  maka dalam bahasa Arab dan Habsy berbentuk ش  dan sebaliknya.


























BAB III
PENUTUP
A.           Simpulan
Bahasa Semit adalah bahasa yang lahir dari kaum sammiyah yang mana berasal dari anak nabi Nuh yaitu Sam bin Nuh. dan adapun rumpun bahasa-bahasa Semit secara umum terbagi dua: Semitik Timur dan Semitik Barat. Bahasa-bahasa Semitik Barat terbagai menjadi: Semitik Barat Daya dan Semitik Barat Laut sedangkan bahasa semit timur melahirkan bahasa Akkadia yang kemudian terbagi menjadi dua yaitu Babilonia dan Assiria.
Adapun perbedaan antara bahasa Semit dengan rumpun bahasanya:
-Dari Aspek Kaidah.
-Dari Aspek Fonetik

B.            Saran-saran
















DAFTAR PUSTAKA

- al-Tawwāb, Ramḍān Abdul. Fusūlun fī Fiqhu al-‘Arabiyah. Cet. V; al-Qāhirah: al-Khānijī, 1997.
- al-Wafiy, Abdul Ali al-Wahid. Fiqh al-Lughah. Kaherah: Dar al-Nahid, t. th.
Ulmann, Stephen. Semantics An Introduction to the Science of Meaning. Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar Semantik, Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.


[1] Stephen Ulmann, Semantics An Introduction to the Science of Meaning, Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar Semantik (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), h. 13.
[2]file:///D:/makalah%20sekilas/Bahasa-  20Rumpun%20Semit%20_%20catatan%20riri.htm.     
2 http. Downloads/asal-mula-bahasa-samiyah.html   
[3] Ramḍān Abdul al-Tawwāb. Fusūlun fī Fiqhu al-‘Arabiyah (Cet. V; al-Qāhirah: al-Khānijī, 1997), h. 25-35.
[4] file:///D:/makalah%20sekilas/Bahasa%20Semit%20_%20ONLYQURAN.htm
[5]  ibid., h. 112-113.
Share this article :
Disclaimer: Artikel, gambar ataupun video yang ada di blog ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain, dan Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber lain tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami dengan memberikan komentar yang bijak di bawah ini.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Huzna Souvenir
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Zona Berbagi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template