BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT DESA HANDIL BARU
KECAMATAN ALUH-ALUH
Menurut
realita yang terjadi, saya kemukakan bahwa masyarakat desa Handil Baru
Kecamatan Aluh-Aluh pekerjaan mereka adalah bertani, sebagian beternak
ayam/itik, buruh bangunan, guru, dan lain-lain.
A. Fungsi-fungsi Pendidikan Bagi Masyarakat
Desa Handil Baru Kecamatan Aluh-Aluh
Waktu terus berjalan namun aktivitas
masyarakat desa Handil Baru dalam mengejar pendidikan terus berlangsung dan
kenal menyerah. Prioritas utama bagi mereka adalah memperoleh pendidikan
semampu mungkin guna kelangsungan hidup dan memperoleh kesejahteraan hidup
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, fungsi-fungsi pendidikan bagi mereka :
1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa
tanggung jawab yang kuat terhadap dirinya serta
terhadap Tuhan.
2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.
2
3. Mampu menghadapi segala perubahan
dunia karena salah satu ciri
kehidupan ialah perubahan.
4. Sadar akan dirinya dan harga dirinya sehingga tidak mudah
memperjualbelikan dirinya dan kreatif.
5. Peka
terhadap nilai-nilai yang sifatnya rohaniah.
B. Pandangan Masyarakat Desa Handil Baru
Tentang Pendidikan
1) Mewujudkan
kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdaya
tahan terhadap pengaruh globalisasi.
2) Meningkatkan pengamalan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari, untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya persaudaraan antar
umat beragama yang berahlak mulia, toleran, rukun, dan damai.
3) Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing,
berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan dalam rangka memberdayakan masyarakat
dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah, dan
koperasi.
C.Keadaan Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama
(kondisi dan permasalahannya)
Pendidikan yang lebih maju dan diutamakan
masyarakat desa Handil Baru
3
adalah pendidikan agama daripada pendidikan
umum berhubung dengan pendidikan agamalah mereka tahu tata cara shalat,
hukum-hukum agama, tata cara beretika kepada yang lebih tua dan kepada yang
muda.
D. Prediksi Kecendrungan Arah Pendidikan
Ketika berbicara pendidikan maka kita akan
berbicara mengenai definisi pendidikan. Pendidikan merupakan aktifitas rasional
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar”
tetapi lebih ditentukan oleh instinknya. Manusia belajar dengan otaknya melalu
rangkaian kegiatan menuju pendewasaan untuk mencapai kehidupan yang lebih
berarti.
Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan
dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa
landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
menjemput masa depan.
Analisis dengan filsafat pendidikan adalah :
a. Pandangan filsafat tentang hakikat
manusia
Manusia
merupakan salah satu dari berbagai jenis makhluk hidup, yang sudah ribuan abad lamanya menghuni bumi sebagai
satu-satunya planet yang
4
paling sesuai untuk dijadikan sebagai tempat
hidupnya. Sebelum menjadi proses pendidikan
diluar dirinya , manusia cenderung pada awalnya berusaha melakukan pendidikan
pada dirinya sendiri. Pendidikan dimaksud , manusia berusaha mengerti dan
mencari hakekat kepribadian tentang siapa mereka yang sebenarnya.
Dalam kondisi ilmu mantiq ( logoka
berfikir ) manusia dikenal dengan sebutan Al- insani hayawaanun nathiq (
manusia adalah hewan yang berfikir ). Berfikir pada batasnya ini
maksudnya berkata-kata, dan mengeluarkan pendapat serta fikiran ( anshari, 1982
: 4 ). Pada perjalanan proses pendidikan, peranan efektif terhadap pembinaan kepribadian
manusia dapat melalui lingkungan dan juga didukung oleh faktor pembawaan sejak
manusia mulai dilahirkan. Dalam kaitan ini perlu ditinjau tentang teori
natifisme, empirisme dan konfergensi. Pada dasarnya tujuan pendidikan secara
umum adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna . pengertian
kriteria sempuna ditentukan oleh masing-masing pribadi ,masyarakat ,bangsa
suatu tempat dan waktu. Pendidikan yang terutama dianggap sebagai transfer
kebudayaan , pengembangan ilmu pengetauan akan membawa manusia mengerti dan
memahami lebih luas tentang masalah seperti itu. Dengan demikian ilmu
pengetahuan memiliki nilai-nilai praktis di dalam kehidupan,baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Terlalu banyak sebutan dan istilah
yang diberikan untuk makhluk-makhluk berakal pikiran ciptaan Tuhan , seperti
homo sapiens , homo rasionli ,animal social ,al-insan dan lain sebagainya.
Bentuk sebutan itu mencerminkana keragaman sifat dan sikap manusia Hal itu dapat terjadi karena didalam diri
5
manusia itu
sendiri terdapat enam rasa yang menjadi satu , yaitu rasa intelek , rasa
agma,rasa susilah, rasa sosial, rasa seni dan rasa harga diri/sifat
ke-aku-an(muhaimin:63).
Maka tidak heran kalau sejak dulu
manusia tiada henti-hentinya berusaha membedakan antara unsur manusia yang
bersifat lahiriah dan maknawiah. Kebanyakan ahli filsafat yunani bependapat
bahwa ruh itu merupakan satu unsur yang harus , yang dapat meninggalkan badan.
Jika dia pergi dari badan, dia kembali ke alamnya yang tinggi , meluncur
keangkasa luar dan tidak mati , sebagai mana ungkapan phytagoras kepada
diasgenes(umar,1984:223).
Islam berpandangan bahwa hakikat
manusia merupakan perakitan antara badan dan ruh.islam mengatakan dengan tegas
bahwa kedua substansi ini adalah substansi alam(zuhairini : 75 ). Islam
memandang permasalahan roh/ruh merupakan suatu hal yang terbatas untuk
dipelajari secara mendalam(Q.S, 17:85). Hal itu menjadi landasan bukti walaupun
banyak ilmu yang telah dimiliki oleh manusia, namun sampai kapan pun ia tidak
akan melebihi Tuhannya, dalam kaitan masalah ruh ( Basalamah, 1993: 155).
Itulah yang membedakan hasil yang
telah dicapai islam dari segi sistem kerohaniannya yang tampak pada manusia
adalah sosok tubuhnya, dalam hal efektifitas dirinya bersumber pada jiwa dan
ruh. Karena itu hidup seorang muslim haruslah diarahkan atas kerjasama yang
sempurna antara kepentingan dan kebutuhan jasmani-rohani.
6
b. Hubungan antara masyarakat, kebudayaan, dan pendidikan
Nilai budaya adalah ide-ide yang mengkonsepsikan hal-hal yang
paling bernilai dalam kehidupan masyarakat yang bersifat abstrak dan luas ruang
lingkupnya. Konsepsi-konsepsi serupa itu biasanya luas dan kabur, tetapi
walaupun demikian, atau justru karena kabur dan tidak rasional, biasanya
berakar dalam emosional dari alam jiwa manusia.[1]
Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu sistem nilai budaya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem tata
kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan-aturan
khusus, hukum dan norma-norma, semua juga berpedoman kepada sistem nilai
budaya.
Suatu sistem nilai budaya sering juga berupa pandangan hidup atau world
view bagi manusia yang menganutnya. Namun istilah “pandangan hidup”
sebaiknya dipisahkan dari konsep sistem nilai budaya. Pandangan hidup itu
biasanya mengandung sebagian dari nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, yang dipilih secara efektif oleh para individu dan
golongan-golongan dalam masyarakat. Dengan demikian apabila sistem nilai itu
merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar oleh warga masyarakat.
“pandangan hidup” itu
7
merupakan suatu sistem pedoman
yang dianut
oleh golongan-golongan lebih sempit lagi individu-individu khusus dalam masyarakat. karena itu
hanya ada pandangan hidup golongan/ individu tertentu, tetapi tak ada pandangan
hidup seluruh masyarakat.
c. Aliran-aliran filsafat pendidikan
Progresivisme beranggapan bahwa
kemajuan -kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena
kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan
tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas pendidikan
adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah
kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh manusia
dari proses interaksinya dengan berbagai realita, baik melalui pengalaman
langsung ataupun tidak langsung. sebagai pragmatisme, aliran ini memandang ilmu
pengetahuan sebagai sesuatu yang bermanfaat, karena pengetahuan itu adalah
saran bagi kemajuan manusia.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan
disini sangat dinamis dan berubah sesuai dengan perubahan-perubahan dalam
masyarakat. Ilmu pengetahuan adalah bukti nyata suatu kemajuan manusia dalam
menjalani kehidupan. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat.
8
d. Sistem nilai dalam kehidupan manusia
Sistem adalah
merupakan suatu himpunan gagasan atau prinsip-prinsip yang saling bertautan,
yang bergabung menjadi suatu keseluruhan. Berhubungan dengan ini nilai yang
merupakan suatu norma tertentu mengatur ketertiban kehidupan sosial. Sebab
perasaan, juga sebagai makhluk individu, sosial dan bersusila. Sebagaimana kita
ketahui manusia juga merupakan makhluk budaya juga merupakan makhluk sosial.
Manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. oleh karena itu manusia dalam proses interaksinya haruslah
berpedoman pada normal-normal atau nilai-nilai kehidupan sosial dapat terbina
dengan baik dan selaras.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
ditarik suatu pengertian bahwa nilai akan selalu muncul apabila manusia
(sebagai makhluk sosial) ini mengadakan hubungan sosial atau dengan kata lain
hidup bermasyarakat dengan manusia lain.
Asas pokok aliran ini adalah bahwa manusia selalu tetap survive
terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa
mengalami kemajuan. Oleh karena itu aliran ini selalu memandang bahwa
pendidikan tidak lain tidak bukan adalah proses perkembangan, sehingga seorang
pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan
strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai
perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu masyarakat.
9
e. Teori kebenaran, tujuan hidup, tujuan pendidikan
Menurut teori consistency untuk menetapkan suatu kebenaran bukanlah
didasarkan atas hubungan subyek dengan realitas obyek. Sebab apabila didasarkan
atas hubungan subyek (ide, kesannya dan comprehensionnya) dengan obyek, pastilah
ada subyektivitasnya. Oleh karena itu pemahaman subyek yang satu tentang
sesuatu realitas akan mungkin sekali berbeda dengan apa yang ada di dalam
pemahaman subyek lain.
Pendidikan
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja guna untuk
menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup
sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk kearah depan lebih baik dan
dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang- orang berkualitas.
Tujuan
pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik
dalam segala aspek kehidupan. Karena tanpa pendidikan itu sendiri kita akan
terjajah oleh adanya kemajuan saat ini, karena semakin lama semakin ketat pula
dalam persaingan dan semakin lama juga mutu pendidikan akan semakin maju pula.
10
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut
realita yang terjadi, saya kemukakan bahwa masyarakat desa Handil Baru
Kecamatan Aluh-Aluh pekerjaan mereka adalah bertani, sebagian beternak
ayam/itik, buruh bangunan, guru, dan lain-lain.
Waktu terus berjalan namun aktivitas
masyarakat desa Handil Baru dalam mengejar pendidikan terus berlangsung dan
kenal menyerah. Prioritas utama bagi mereka adalah memperoleh pendidikan
semampu mungkin guna kelangsungan hidup dan memperoleh kesejahteraan hidup
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, fungsi-fungsi pendidikan bagi mereka :
1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa
tanggung jawab yang kuat terhadap dirinya serta
terhadap Tuhan.
2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.
3. Mampu menghadapi segala perubahan
dunia karena salah satu ciri
kehidupan ialah perubahan.
11
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !