BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia mengamati dunia sekitarnya dan melihat terjadinya peristiwa-peristiwa
seperti matahari terbit dan terbenam, manusia
lahir, hidup dan meninggal dunia, benda jatuh, hujan turun, orang tua mengasuh
anak, ada orang yang kaya dan miskin, penyakit menyerang manusia dan
sebagainya. Ia dapat menjadikan peristiwa atau gejala itu
sebagai masalah, dan ia bertanya “Apa sebab matahari terbit? Apa sebab manusia lahir?
Apa sebab ada yang kaya dan yang miskin? Apa sebab manusia sakit? Dan
sebagainya” ia mencoba untuk membentuk teori yang dapat
menjelaskan peristiwa atau gejala-gejala
itu.
Bagaimanakah
diketahuinya kebenaran teori itu? Dari teori itu dapat diturunkannya hipotesis.
Dengan membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis itu secara empiris
dapat pula diterima atau ditolaknya teori itu.
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
B. Sebutkan jenis-jenis hipotesis?
C. Bagaimana cara menguji hipotesis?
C. Tujuan
Hipotesis
bertujuan untuk membantu mahasiswa agar proses penelitiannya terarah dan
menjadi karya yang dapat diterima oleh masyarakat umurnya dan bagi diri
sendriri khususnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis
menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu “Hypo” yang artinya “dibawah” dan
“Thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya
disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang
menjadi hipotesis.
Hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 2010:110). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik (Sugiyono, 2010).
Penelitian
yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara teknis,
hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang di uji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sample penelitian secara
statistik.
Perumusan
hipotesis harus berdasarkan fakta yang ditemukan. Fakta yang diperlukan untuk
merumuskan hipotesis ada tiga cara, yaitu ;
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya
2. Menafsirkan dari sumber asli
2
3.
Fakta yang diperoleh dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Perumusan
hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian
yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan
hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Dalam
suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin
akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik.
Ingat bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan
hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya
adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori
yang dipandang handal, sedangkan hipotesis
nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
kehandalannya.
B.Jenis-Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat
dibedakan menurut bentuknya menjadi tiga, yaitu :
1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia
empiris.
Banyak
diantaranya pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui
kebenarannya oleh “Orang banyak”, Misalnya : Orang minangkabau banyak yang
merantau, sedangkan orang jawa sangat terikat kepada kampung halamannya”.
2) Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal
3
Dunia
kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajari metode atau tipe ide-ide
merupakan alat yang sangat membantu, Misalnya : Pendidikan dengan anak.
3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel
Hipotesis
ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya, dan menurut
bentuknya hipotesis ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Hipotesis kerja
Biasanya
seorang peneliti memilih hipotesis yang benar, sedangkan kebenaran hipotesis
itu harus diguktikan. Sementara itu ia harus bekerja dengan hipotesis itu dan
karena itu disebut hipotesis kerja atau hipotesis penelitian. Ada kemungkinan
hipotesis itu mengalami perubahan sepanjang jalannya penelitian itu.
b) Hipotesis nol
Disebut
hipotesis nol sebab menganggap hipotesis itu tidak benar sama sekali, jadi
berisi kosong. Jadi kalau hipotesis itu berbunyi “Orang minangkabau perantau”
maka dengan hipotesis nol dikatakan bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” .
bila tidak terbukti bahwa “Orang minangkabau bukan perantau” maka hipotesis
“Orang minangkabau perantau” itu benar.
c) Hipotesis statistic
Hipotesis
statistic menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda)
dalam bentuk kuantitatif.
Misalnya
kita duga bahwa pendapatan buruh pria (kelompo A) disebuah perusahaan lebih
banyak daripada buruh wanita (kelompok B). pendapatan buruh pria dapat
dinyatakan sebagai XP dan rata-rata pendapatan buruh wanita XW.
4
Maka perbedaan pendapatan rata-rata dinyatakan
sebcara simbolis sebagai XP-XW.
Kita dapat
mengajukan hipotesis (H) bahwa pendapatan rata-rata antara buruh pria dan
wanita berbeda sebagai H : XP = XW. Bila kita menggunakan hipotesis nol (Ho)
maka dinyatakan sebagai berikut Ho : XP-XW.
Bila kita mengajukan
hipotesis (H) bahwa pendapatan buruh pria lebih banyak daripada pendapatan
buruh wanita kita dapat melambangkan sebagai berikut H:XP>XW dan hipotesis
nolnya sebagai Ho:XP≤XW.
C. Menguji Hipotesis
Suatu
hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang
dapat diamati dan apa yang dpat di ukur, untuk ini peneliti harus mencari
situasi atau lapangan empiris yang memberi data yang diperlukan. Tidak selalu
mudah memperoleh sampel yang didapat dan memberi data. Seperti halnya untuk
meneliti kesejahteraan guru, perusahaan harus diperoleh dahulu dari pemilik
atau pemimpinnya. Ada lagi kesulitan-kesulitan yang diatas untuk memperoleh
lapangfan empiris guna mengetes hipotesis kita. Tentu saja seorang penyelidik
harus jujur, jangan memanipulasi data dan harus menjunjung tinggi penelitian
sebagai wahana untuk mencari kebenaran sampel.
Misalnya
kita ingin mencari tinggi rata-rata badan mahasiswa Indonesia . sebenarnya kita
harus mengukur tinggi badan semua mahasiswa, jadi seluruh populasi. Akan tetapi
oleh sebab usaha itu terlampau banyak memakan usaha, waktu, biaya, dan tenaga
selain dari itu tidak perlu melakukan demikian, kita hanya mengambil sebagian
saja sebagai sampel.
5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipotesis
dapat diartika sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis
memiliki beberapa jenis :
1) Hipotesis yang menyatakan adanya
kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.
2) Hipotesis yang berkenaan dengan model
ideal
3) Hipotesis yang mencari hubungan antara
sejumlah variable yang terbagi menjadi tiga diantaranya :
a) Hipotesis kerja
b) Hipotesis nol
c) Hipotesis
statistic
Cara menguji
hipotesis disini ada benar tidaknya hipotesis, tidak ada hubungannya dengan
terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Maka perlu adanya pembuktian secara
langsung baik secar pengambilan sampel interviu atau yang lainnya.
B. Saran-Saran
Penulis
mengharapkan agar apa yang sudah dijelaskan diatas dapat dipahami oleh pembaca.
Selanjutnya kritik dan saran dari pembaca sebagai pembangun sangat diharapkan
guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta : P.T Rineka Cipta.
-Tritan, Hariwijaya. 2008. Pedoman
Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.
-Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : CV. Afabeta.
7
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !