BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui produk budaya
berupa bahasa, sering kali mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke
masa sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri sebagai penuturnya.
Bangsa Arab adalah sebuah kelompok etnik
yang heterogen di sepanjang Timur Tengah dan Afrika Utara. Bangsa Arab aslinya
berasal dari Jazirah Arab dan menyebar ke seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara
dengan penyebaran agama Islam. Inilah yang menyebabkan perubahan fonologis yang
umumnya terjadi pada bahasa-bahasa dunia termasuk bahasa Arab. Sebagaimana
bahasa-bahasa pada umumnya, bahasa Arab juga mempunyai dialek-dialek geografis
diluar bahasa Arab klasik atau Qur’ani dan Arab Baku.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka
kami perlu merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Arti Dealek dan manfaat mempelajarinya
2.
Hubungan antara dealek dengan bahasa
3.
Dealek Quraisy dan beberapa keunggulannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti Dealek dan Manfaat Mempelajarinya
Menurut para ahli dialek bahasa Arab atau
yang sering disebut dengan (اللهجات
) adalah bahasa dan huruf yang
digunakan oleh sekelompok orang dalam rumpun/masyarakat tertentu yang
menyebabkan adanya perbedaan ucapan bahkan bacaan antara satu daerah dengan daerah
yang lainnya. Menurut Taymur (dalam Chejne, :205) dialek suatu bahasa adalah
perkembangan suatu bahasa dalam lingkungan masyarakat dan mengikuti hukum
perubahan masyarakat itu sendiri. Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
dialek bahasa Arab diantaranya:
1. Susunan
gaya bahasa yang menarik dan sangat mengagumkan. Seseorang yang menguasai
dialek bahasa arab fusha/standar dianggap dan diakui sebagai orang berkedudukan
tinggi dan terkemuka.
2. Unsur pokok kaidah dialek bahasa Arab bercampur baur dan
berkembang menjadi bentuk yang baru seiring dengan menghilangnya ciri-ciri
kedaerahan. Artinya seseorang yang menggunakan bahasa Arab standar akan sulit
ditebak dari kabilah manakah ia berasal.
Pada
dasarnya bahasa Arab termasuk rumpun
bahasa semit yaitu suatu bahasa yang dipakai oleh anak cucu Sam (bin Nuh)
mereka adalah penghuni daerah antara dua sungai dan Semananjung Arab, seperti
bahasa Suryani, Ibrani dan masih banyak lagi. Teks tertua ditemukan berasal
dari pasca abad ke-III Masehi, hal ini membuktikan bahwa sebelum datangnya
agama kristen bahasa Arab belum ada. Masyarakat Semananjung Arab terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
Pertama, masyarakat kota, seperti di Mekah, Yastrib (madinah), Yaman dan negri-negri
Hirah disebelah selatan Irak. Kedua, masyarakat Badui (nomad) yang tidak
menetap dan hidup berpindah-pindah. Adat istiadat masih kuat dipertahankan.
Sampai datangnya Islam dua kelompok masyarakat ini belum terdapat hubungan yang
erat dan tidak mengikat tali persatuan.
Bahasa Arab
tersebar dengan berbagai dialeknya yang beragam secara global dapat disebut
dengan dialek bahasa kampung (badui) dan kota, baik mereka yang tinggal dan
tersebar di daerah-daerah, wilayah-wilayah atau negara-negara yang luas,
semuanya memiliki kekhasannya tersendiri yang menjadi identitasnya
masing-masing, sebagai ciri khas berpikir dan cerminan akan
kenasionalismeannya.
Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:
-Dialek Mesir مصري : Dipakai
oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
-Dialek Maghribi مغربي : Dipakai
oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
-Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria,
Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit
Siprus.
-Dialek Iraq عراقي : Mempunyai
perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq.
-Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai
di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
-Dialek Teluk خليجي : Dipakai
di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
Diantara dialek yang sering digunakan sebagai berikut:[1]
1. Thamthamaniah
Humair (طمطمانية)
Atsa’aliby mengatakan bahwa Thamthamaniah adalah bahasa kabilah Arab
Humair dimana sebagian huruf alif lam ta’rif ( أل)
diganti dengan alif dan mim
( أم) yang dalam pengucapannya lebih condong ke
huruf mim.
Contohnya:
Kata matahari dan bulan mereka menyebutnya (امشمس ) (امقمر). Dalam hadis Abu Hurairah diriwayatkan
bahwa ia telah datang menghadap Usman ra, dan Usman berkata: Peperangan telah
selesai (الآن طاب امضرب) asli dari kalimat tersebut adalah (طاب الضرب). Dimana alif lam ta’rif diganti dengan mim,
dan menurutnya ini adalah bahasa sebagaian orang Yaman.
2. Kaskasah
(الكسكسه)
Lahzhah kasykasya yaitu menambahkan huruf Sin (سينا) setelah kaf mukhathab (الكاف) untuk menunjukkan terhadap muannats
(feminal).
Contoh:
Kata (memberi) (أعطيتك) dibaca ( أعطيتكس) dan (أكرمتك) dibaca (أكرمتكس).
3. Istintha
(الاستنطاء)
Yaitu menggantikan huruf ain (العين) yang disukun dengan huruf nunنون)
dan setelahnya adalah huruf Tha (الطاء).
Contoh:
Kata (أعطى) dibaca (أنطى).
4. Khalkhaniah
(اللخلخانيه )
Yaitu memperpendek atau meringkas harakat (baris) serta meringankan
tekanan pada harakah tasydid.
Contoh:
Kata (كأنك)
diringkas menjadi (كنك)
dan kata (ما شاء الله) menjadi (ما شا الله).
5. Tashil (التسهيل )
Yaitu membuang huruf Hamzah (الهمزة) agar lebih mempermudah ucapan. Contoh:
Kata sumur
dan gelas (بئر) dibaca (بير) dan (كأس) dibaca (كاس) tanpa penulisan dan penyebutan huruf
hamzah.
6. Ar Raswu
(الرسو)
Yaitu mengganti huruf sin (السين) atau zai (الزاي) dengan huruf shad (الصاد) atau sebaliknya.
Contoh:
Kata (سلطان)
menjadi صلطان)
atau ( (أسطوره menjadi (أصطوره
).
7. Tanwin
Nagham ( تنوين النغم )
Yaitu
menggantikan ta ta’nis (تاء التأنيث) dengan Nun Sukun (نون ساكنه).
Contoh:
Kata (زانت) dibaca (زانن), dan (بدت)
dibaca (بدن).
-Manfaat mempelajari dealek bahasa Arab
Di Era Globalisasi sekarang ini, mungkin masyarakat
lebih tertarik dan giat-giatnya untuk mempelajari bahasa Inggris dengan
rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengikuti kursus-kursus bahasa
Inggris demi kebutuhan duniawi semata, sehingga tidak banyak tempat yang
menyediakan kursus untuk bahasa Arab, sebaliknya untuk masyarakat yang mengerti
pentingnya mempelajari bahasa Arab justru semakin menarik minat jutaan penduduk
dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam berasal dari bahasa
Arab. Bahasa Arab juga telah di ajarkan di pesantren-pesantren Indonesia.
Banyak Universitas internasional dan beberapa sekolah menengah internasional
telah mengajarkan bahasa Arab . Bahasa Arab berkembang semakin luas dengan
munculnya software, siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online.
Karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang unik
dan sangat menarik untuk dipelajari dilihat dari segi penulisan, tata bahasa,
dialek, juga penuh manfaat jika berhubungan dengan agama islam, seperti yang
dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (2008), bahwa bahasa Arab memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Karena jika
seseorang tidak berminat atau sama sekali tidak ingin mempelajari bahasa Arab
tentu akan menjadi orang yang bodoh dalam keagamaannya.
B.
Hubungan antara dealek dengan bahasa
Hubungan antar dialek dengan bahasa adalah
hubungan antara khusus dan umum karena daerah dialek sangat sempit dan
merupakan bagian kecil dari daerah bahasa yang sangat luas. Daerah bahasa baku
mencakup bayak dialek, yang masing-masing memiliki ciri-ciri umum. Bahasa
memudahkan setiap penutur dialek berkomunikasi satu sama lain, serta memahami
dialog yang terjadi diantara mereka.
Bahasa tadinya adalah dialek, lali terjadi
berbagai faktor yang mengakibatkan punahnya bahasa ibu. Setelah itu
dialek-dialek yang lahir dari bahasa ibu itu menyebar ke berbagai penjuru di
muka bumi dengan karakteristik masing-masing. Hal ini terjadi bagi
bahasa-bahasa semit yang tadinya adalah dialek-dialek bagi bahasa ibu (Sam)
yang telah punah. Contoh lain adalah bahasa Latin yang merupakan induk dari
dialek-dialek Romawi yang kemudian menjadi bahasa Italia, Perancis, dan
Spanyol. Bahasa Arab pun kini memiliki banyak dialek.
Dalam pandangan para linguis Arab, hubungan
antara dialek dan bahasa tidak jelas. Oleh karena itu, sebagian diantara para
linguis Arab itu ada yang mencampur adukkan antara dialek dengan bahasa dan
menganggap dialek sebagai bahasa dalam bentuk lain. Mereka pun punya
argumentasi tentang masalah ini. Hasil penelitian mereka tentang dialek-dialek
itu sangat sedikit sekali.
C.
Dealek Quraisy dan beberapa keunggulannya
Dealek Quraisy merupakan dealek yang lebih menonjol
di antara dealek-dealek Arab lainnya. Abu Nasrul al-Farabi berkata dalam kitab
pertamanya yang dinamakan dengan “Al-faaz wa al-huruf” bahwasanya dealek
Quraisy lebih baik dari dealek Arab lainnya karena kefasihan lafaz-lafaznya,
mudah diucapkan dan lebih indah didengarkan serta lebih jelas penjelasannya.[2]
Faktor-faktor Keunggulan Bahasa Arab Quraisy
a.Faktor Agama
Suku Quraisy yang bertempat tinggal di
sekitar Ka’bah, merekalah yang memelihara, menjaga dan mengurusi tentang
peribadatan dan upacara-upacara agama bagi sebagian bangsa Arab pada masa pra
Islam dan sesudah Islam.
b.Faktor Ekonomi
Kegiatan perdagangan dan peekonomian
sebagian besar dari banga-bangsa Arab ada di tangan orang-orang Quraisy. Mereka
menjalankan perdagangan mereka ke penjuru Arab mulai dari daerah sebelah Utara
sampai sebelah Selatan. Dengan adanya perdagangan ini, maka kekuasaan ada di
tangan suku Quraisy.
c.Faktor
Politik
Dalam mengatasi peperangan dan perselisihan
suku-suku bangsa Arab banyak yang meminta perlindungan maupun bantuan pada
bangsa Quraisy. Suku Quraisy sangat ahli dalam mengatur strategi perang dan
urusan ketatanegaraan.
d.Faktor Bahasa
Dealek Quraisy merupakan dealek bahasa Arab
yang kaya pembendaharaan kata-katanya, paling baik dan indah susunan dan gaya
bahasanya, dan mampu untuk menyatakan dan mengungkapkan isi jiwa, pikiran dan
perasaan kepada orang lain.
Dealek Quraisy merupakan dealek Arab terluas
yang menjadi suatu kekayaan, dan dialek arab tertinggi dari segi uslubnya,
serta menjadi dealek yang paling mampu untuk mengutarakan seni kata yang
berbeda. Hal itu disebabkan oleh keutamaan yang telah ditentukan bagi para
penuturnya, baik dari segi sarana kebudayaan maupun kesempatan yang banyak
untuk memperoleh kesan khusus dengan dealek Arab yang berbeda-beda. Setelah dealek
Quraisy betul-betul mengungguli dealek-dealek menjadi bahasa Arab lainnya dan setelah menjadi
bahasa sastra untuk seluruh suku Arab. Alqur’an pun menggunakan dealek Quraisy,
maka tidaklah mengherankan jika dealek Quraisy dipahami oleh semua suku. Tidak
mengherankan pula, datangnya pengaruh zaman jahiliyah yang merupakan catatan, puisi,
khotbah, aturan dan sejenisnya disusun dengan bahasa Quraisy.[3]
Oleh karena itu, dealek Quraisy menjadi
penguasa bagi dealek-dealek lainnya baik dalam percakapan sehari – hari maupun
dalam ranah kesasasteraan pada setiap suku bangsa Arab yang berbeda – beda.
Maka bangsa Arab setiap suku nya membuat syair,orasi dan prosa sastranya dengan
menggunakan dealek Quraisy.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Menurut para ahli dialek bahasa Arab atau
yang sering disebut dengan (اللهجات
) adalah bahasa dan huruf yang
digunakan oleh sekelompok orang dalam rumpun/masyarakat tertentu yang
menyebabkan adanya perbedaan ucapan bahkan bacaan antara satu daerah dengan
daerah yang lainnya. Menurut Taymur (dalam Chejne, :205) dialek suatu bahasa adalah
perkembangan suatu bahasa dalam lingkungan masyarakat dan mengikuti hukum
perubahan masyarakat itu sendiri.
Diantara dialek yang sering digunakan
sebagai berikut :
1. Thamthamaniah Humair (طمطمانية)
2. Kaskasah (الكسكسه)
3. Istintha (الاستنطاء)
4. Khalkhaniah (اللخلخانيه )
5. Tashil (التسهيل )
6. Ar Raswu (الرسو)
7. Tanwin Nagham ( تنوين النغم )
B.
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
- Hilal, Abd Ghofar Hamid. 1998. Al-Lahajat Al-Arabiyyah: Nasy’atan Wa
Tathawwuran. Kairo: Darul Fikr Al ’Arabi.
- Ramadhan ‘Abdul Tawab. Fiqh
al-‘Arabiyah. Mesir: Nasyir Maktabah al-Khaniji. 1994.
- Taufiqurrahman, “Leksikologi Bahasa Arab”, (UIN-Malang Press,
2008),
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !